TEMPO.CO, Pekanbaru - Heri Wirya, 45 tahun, ayah Ramadhani Luthfi Aerli, bocah 9 tahun yang meninggal diduga akibat kabut asap Riau, mengaku anak sulungnya tersebut selama ini tidak punya riwayat penyakit kronis, baik gangguan pernapasan maupun jantung.
“Fisiknya itu kuat, jarang sakit,” katanya kepada Tempo di rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Rabu, 21 Oktober 2015.
Heri tidak habis pikir begitu cepat Luthfi meninggal hanya karena mengeluh demam. Tidak lama setelah panas tinggi itu, Luthfi mengalami kejang-kejang dan muntah. "Padahal sebelumnya Luthfi sehat dan bugar," ucapnya.
Baca juga:
Kucing Hutan: Meong Congkok yang Ramai di Media Sosial
Sehari Mampu Makan 2,5 Kg Cabe, Pria Ini Dianggap Manusia Super
Heri menduga sakit yang menyerang anaknya merupakan dampak dari kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru sejak dua bulan lalu. Terlebih anaknya juga kerap beraktivitas di luar rumah meskipun sekolah diliburkan.
"Yang namanya anak-anak wajar saja susah dilarang untuk bermain di luar rumah, meski dalam keadaan berasap," ujarnya.
Selanjutnya, foto medis roentgen Luthi memperlihatkan kondisi paru-parunya.