TEMPO.CO, Sleman - Kepolisian Resort Sleman menetapkan sopir Mitsubishi Pajero yang menabrak dan menewaskan bakul gudeg jadi tersangka. Sopir yang berprofesi sebagai dokter ahli ortopedi, Mahendranata Afisena, 35 tahun diketahui dalam keadaan mabuk saat mengemudikan kendaraan. Sebab usai tes urin, kandungan alkoholnya mencapai 400 miligram.
"Sudah kami tetapkan sebagai tersangka setelah pemeriksaan," kata Ajun Komisaris Yugi Bayu Hindarto, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Sleman, Selasa, 20 Oktober 2015.
Kecelakaan pada Kamis 1 Oktober 2015 pagi itu mengakibatkan dua orang, suami-istri pedagang nasi gudeg tewas. Yaitu Yamilik, 48 tahun, dan Aris Nurhayati, 43 tahun. Mobil Pajero putih berpelat nonor AB 888 AV yang dikendarai justru dikebut usai menabrak. Namun di bawah jembatan layang Jombor mobil yang tergolong mewah itu terguling dan ringsek.
Yugi menambahkan, surat pemberitahuan dimulainya pemeriksaan (SPDP) sudah dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Sleman beberapa waktu lalu. Polisi melengkapi berkas acara pemeriksaan supaya segera dinyatakan P21 (lengkap) oleh Kejaksaan. "Proses hukum lanjut terus," kata dia.
Pada saat kecelakaan, dua korban itu mengendarai sepeda motor Honda Vario AB 6759 HN. Saat melintas di jalan Magelang di dekat kawasan hiburan malam itulah dokter yang baru lulus sebagai spesialis tulang itu menabrak korban. Bukannya berhenti, ia justru menggeber kendaraan dengan kecepatan tinggi. Akibatnya ia kehilangan kontrol dan kendaraan terguling.
Akibat tergulingnya kendaraan itu, sang doktwr ahli tulang itu patah tulang tangannya. Selain patah tulang, ia juga depresi sehingga butuh dua minggu polisi menunggu untuk pemeriksaan. Dokter itu dirawat di Ramah Sakit Bhayangkara, Kalasan, Sleman. "Dia juga menjalani perawatan kejiwaan," kata dia.
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Slemab Inspektur Satu Wartono menambahkan, karena kondisi tersangka belum 100 persen pulih, ia tidak ditahan. Namun dikenai wajib lapor ke kantor polisi setiap hari. Namun, dipastikan proses hukum terus berlanjut. "Kondisinya masih depresi serta dalam pengawasn dokter. Jika dinyatakan sembuh langsung kami tahan," kata dia.
SYAIFULLAH