TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyindir kepemimpinan Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudoyono. Rizal mengatakan dalam 10 tahun masa kepemimpinan SBY, banyak hal yang belum terselesaikan. "Salah satunya pengelolaan Blok Cepu, Jawa Tengah," ujar Rizal dalam acara Rembug Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2015.
Rizal mengatakan, sekitar 2006-2007 lalu, dirinya pernah diundang SBY ke Istana. SBY meminta saran kepada Rizal tentang pengelolaan Blok Cepu. Kepada SBY, ia menyarankan agar pengelolaan Blok Cepu tidak hanya diberikan pada perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Exxon, tetapi juga pada perusahaan lain, seperti Jepang dan Cina " Tentunya agar bisa mendapatkan keuntungan tambahan sekitar US$ 20 miliar," ujar dia.
Lebih lanjut, Rizal berujar, dirinya terkejut ketika SBY pulang dari New York setelah bertemu Geoge W Bush, akhirnya tidak menjalankan saran yang telah ia berikan terkait dengan Blok Cepu.
Bahkan, kata Rizal, semua Dirut BUMN yang tidak setuju dengan Exxon langsung dipecat dan diganti oleh orang yang tidak mengerti soal pertambangan. " Sampai SBY mengirimkan negosiator lain untuk memperpanjang kontrak pengelolaan, dalam hal ini Rizal Mallarangeng," tutur dia.
Tak hanya pertambangan, ia juga sempat menyindir lambatnya pembangunan infrastruktur di era SBY. Salah satunya ialah pembangunan infrastruktur di Kalimantan. "Di Kalimantan, banyak sekali mineral, tambang, dan batu bara. Tapi listrik, di sana masyarakat masih banyak yang belum punya," ujar dia.
ABDUL AZIS