Sementara Dita dan sebagian teman yang lain memilih berlindung di lubang yang terdapat di tebing. Di saat kondisi dirasa aman, ia melanjutkan perjalanannya untuk turun menuju ke pos III. Di tengah perjalanan, ia melihat sejumlah tubuh yang penuh dengan luka bakar tergeletak di tengah akses jalan tersebut.
"Sewaktu menyelamatkan diri saya melihat ada lima orang yang tergeletak di jalur pendakian. Sebagian anggota tubuhnya terbakar," ucap Dita.
Putri Saragi, pendaki lain yang selamat mengungkapkan hal senada. Saat ilalang di tepi jalur pendakian terbakar dengan ketinggian api sekiar lima meter, ia dan beberapa temannya panik. Bahkan, tiga anggota rombongan mereka dari kelompok pengajian di Jakarta hilang. ‘’Belum bisa dihubungi,’’ ujar dia ditemui Minggu siang.
Rombongan Dita dan Putri memulai pendakian dari jalur Cemoro Kandang sejak Sabtu, 24 Oktober 2015. Sebab, pintu masuk ke Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Kandang ditutup sejak sehari sebelumnya lantaran terjadi kebakaran.
Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Johanson Ronald Simamora mengatakan, selain rombongan Dita dan Putri ada sejumlah pendaki lain yang naik ke Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Kandang. Menurut dia, hingga Senin siang, 19 Oktober 2015 masih ada sejumlah pendaki yang belum berhasil turun. ‘’Kemungkinan masih ada yang di atas,’’ ujar dia.
Karena itu, proses penyisiran pendaki masih terus dijalankan oleh tim gabungan dari kepolisian, Basarnas Pos Trenggalek, Pemerintah Kabupaten Magetan, Perum Perhutani KPH Lawu Ds, TNI Angkatan Darat dan Anak Gunung Lawu. Selain melakukan penyisiran pendaki yang dimungkinkan masih ada upaya pemadaman kebakaran hutan di Lereng Gunung Lawu juga dijalankan.
‘’Dalam proses ini kami juga bekerjasama dengan Cemoro Kandang, Karanganyar, Jawa Tengah,’’ kata Johanson.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Baca juga:
Ditemukan, Ini Kisah Safira, Mahasiswi UI Saat Diculik
Di Mata Dosen, Safira Mahasiswa Istimewa, IPK 3,6