TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Kepolisian RI Badrodin Haiti meminta Kepolisian Daerah untuk memprioritaskan pemadaman api di sejumlah daerah yang terbakar. Selain itu, koordinasi juga dilakukan bersama Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah.
"Bagaimanapun juga ini tanggung jawab BNPB, kami hanya back up," kata Badrodin di Gedung Bhayangkari Markas Besar Polri, Senin, 19 Oktober 2015.
Sampai saat ini, kebakaran hutan yang menimpa wilayah Kabupaten Merauke dan Papua bagian selatan belum diketahui penyebabnya. Menurut Kapolri, tidak mudah menentukan penyebab kebakaran dalam waktu yang singkat. Masih perlu ada penyelidikan. Terlebih, saat ini Indonesia sedang memasuki musim kering, sehingga kemungkinan apapun bisa muncul.
Badrodin menilai, pada musim kering ini, beberapa lahan sangat rentan terbakar. Ia menyebutkan bahwa sekecil apapun pemicunya membawa dampak besar, misalnya puntung rokok yang lupa dimatikan atau sisa api unggun saat kemah yang kemudian terbawa angin dan memperbesar kobaran api.
"Kami akan melakukan penyelidikan. Kemungkinan ada kesengajaan bisa saja terjadi, tapi belum ada fakta hukumnya," kata Badordin.
Badrodin mengatakan bahwa penyelidikan akan dilakukan bersama-sama antara Polri, TNI, dan Badan Intelijen Negara untuk menggali informasi penyebab terbakarnya sejumlah lahan di Indonesia, termasuk mengirimkan tim dari Laboratorium Forensik. Nantinya, Labfor akan mendeteksi apakah kebakaran terjadi karena sumber api terbuka atau proses alamiah.
"Kalau sumber api terbuka, tentu akan diusut siapa pelakunya," kata dia.
Sudah dua hari terakhir, sejumlah titik api di wilayah Papua bertambah, dari 131 titik api, kini ada 169 titik api. Sebaran asap dari titik api telah menyebar ke wilayah kepala burung Pulau Papua atau di Sorong, Kaimana, Fakfak, dan Manokwari.
Menurut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, saat ini di wilayah Timika jarak pandang sudah berada pada 200 meter.
Selain itu, Bandara Rendani di Manokwari, Papua Barat ditutup akibat kabut asap kiriman dari wilayah Kabupaten Merauke dan bagian selatan Papua. Sebelumnya, Bandara Mozes Kilangin di Timika, Kabupaten Mimika juga telah ditutup.
LARISSA HUDA