TEMPO.CO , Manokwari:Gubernur Provinsi Papua Barat Abraham O. Atururi mendeklarasikan daerahnya sebagai provinsi konservasi. Deklarasi tersebut dilakukan di Kantor Pemerintahan Provinsi Papua Barat, Senin, 19 Oktober 2015.
Abraham menjelaskan, kekayaan alam Papua Barat seperti, hutan dan laut harus dilestarikan. "Kekayaan alam tersebut harus kami wariskan pada generasi mendatang," ujar Abraham, Senin 19 Oktober 2015 .
Baca Juga:
Dengan adanya deklarasi sebagai provinsi konservasi, imbuh Abraham, menunjukkan komitmen dari Pemerintah Papua Barat untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam dengan tanggungjawab.
Dalam deklarasi provinsi konservasi hari ini turut dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Selain itu, dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Manokwari, Bastian Salabai; Bupati Kaimana, Mathias Mairuma; Bupati Teluk Bintuni, Alfons Manibuy; Bupati Sorong Selatan, Otto Ihalauw; Bupati Tambrauw, Gabriel Assen; Bupati Teluk Wondama, Alberth H. Torey; dan Bupati Manokwari Selatan, Lazarus Indouw.
Ketujuh bupati tersebut membacakan isi deklarasi yang menyatakan, perlindungan lingkungan hidup demi menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat Papua; pengawetan keanekaragaman hayati untuk keseimbangan ekologi; pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan; serta pemulihan lingkungan hidup dan pengelolaan ekosistem penting yang telah terdegradasi.
Tjahjo mendukung deklarasi Papua Barat sebagai provinsi konservasi. "Papua Barat memiliki keanekaragaman hayati, oleh sebab itu harus dilestasarikan," tutur politikus PDI Perjuangan ini.
Selain itu, Tjahjo berencana untuk memberikan anggaran tambahan bagi Papua Barat agar bisa mengimplementasikan provinsi konservasi secara maksimal. Namun, dia enggan membeberkan besaran anggaran tersebut.
Koordinator Komunikasi The Nature Conservancy (TNC) Raja Ampat Nugroho Arif Prabowo menganggap deklarasi tersebut sebagai langkah progresif yang diambil oleh Pemerintah Papua Barat. "Sudah seharusnya Pemerintah Papua Barat membentuk peraturan daerah yang mendukung deklarasi tersebut," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh TNC, Wilayah perairan laut Papua Barat yang juga dikenal dengan Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) adalah pusat keaneka ragaman hayati laut, yang terletak di jantung segi tiga karang. BLKB memiliki keragaman karang tertinggi di dunia, dengan lebih dari 1.720 spesies ikan karang dan 600 karang batu atau scleractinia. Di mana sekitar 75
persen dari total karang yang ada dunia terdapat di BLKB.
Di BLKB juga terdapat habitat penting spesies laut yang terancam punah, seperti penyu, paus, lumba-lumba dan pesut. Selain itu, Papua Barat memiliki hutan yang menjadi tempat tinggal 657 burung, 191 jenis mamaliadarat, 130 jenis katak, dan 151 jenis ikan air tawar.
GANGSAR PARIKESIT