TEMPO.CO, Bandung - Penelitian terbaru tentang sesar atau patahan Lembang di Bandung rencananya dipublikasikan pada akhir tahun ini di Institut Teknologi Bandung. Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Mudrik R. Daryono, mengatakan riset terbaru sesar aktif itu menyangkut tiga hal.
Pertama, kata Mudrik, tim peneliti memastikan lokasi sesar Lembang dan ujung serta pangkalnya. Data baru dengan teknologi penginderaan jarak jauh LIDAR (Light Detection and Ranging), yang mencapai resolusi citra hingga jarak 90 sentimeter, dan pengolahan data gambar, wujud sesar Lembang, berhasil mereka dapatkan dengan jelas.
“Total panjangnya 29 kilometer dengan titik nol kilometer di daerah Padalarang dekat jalan tol,” ujar Mudrik kepada Tempo di Aula Timur ITB, Senin, 19 Oktober 2015.
Titik nol itu sebagai penanda pangkal sesar di sebelah barat. Sesar Lembang memanjang ke timur hingga berada di antara Bukit Batu Lonceng dan Gunung Manglayang. Sesar terbagi dalam segmen atau bagian dan tidak lurus memanjang, tetapi di bagian tengahnya ada yang berbelok-belok. Sebelumnya, para peneliti menaksir panjang sesar itu berkisar 20-27 kilometer.
Hal kedua yang diteliti ialah kecepatan pergerakan sesar. “Sesar Lembang itu masih aktif, dengan percepatan geser dari hasil analisis itu 3 sampai 5,5 milimeter per tahun. Pergerakannya termasuk lambat,” kata dia. Sesar Lembang bergerak dengan pola geser mengiri, tapi pada bagian sesar yang belok-belok itu polanya bisa sesar naik.
Hal ketiga yang sangat penting ialah potensi gempa dari sesar Lembang. Menurut Mudrik, dengan panjang sesar mencapai 29 kilometer, tim menghitung potensi gempa yang bersumber di darat itu cukup besar. “Dengan skenario terburuk, bisa menghasilkan gempa dengan skala magnitudo 6,5 sampai 7 kalau seluruh segmennya bergerak.”
Sejauh ini, riset belum sampai pada kajian karakteristik sesar, apakah bisa bergerak serentak sepanjang 29 kilometer atau per bagian. Dari catatan kejadian gempa termutakhir, seperti di Muril dekat Gunung Burangrang, pergerakan sesar Lembang menimbulkan gempa sekitar magnitudo 3.
ANWAR SISWADI