TEMPO.CO, Bangkalan - Sebanyak 500 hektar lahan petanian di delapan kecamatan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, rusak akibat terimbas air laut pasang atau rob.
Komandan Kodim 0829 Bangkalan Letnan Kolonel Infantri Sunardi Isnanto mengatakan kerusakan lahan akibat air rob ditemukan di Kecamatan Modung, Kwanyar, Klampis, Kamal, Kota Bangkalan, Arosbaya, Sepuluh, dan Tanjung Bumi. "Terbanyak ditemukan di Kecamatan Modung," kata Isnanto, Senin, 19 Oktober 2015.
Menurut Isnanto, Kecamatan Modung Sawah terdampak air rob sepanjang 3 kilometer bibir pantai. Setiap tahun, lahan yang terdampak terus meluas. "Harus dicegah, sangat merugikan petani," ujar dia.
Kondisi itu, menurut Isnanto, membuat lahan tidak bisa ditanami. Lahan yang dulunya produktif untuk tanaman padi kini dibiarkan terbengkalai dan ditumbuhi rumputan liar. Rencananya, TNI akan membantu dengan membuat tangkis laut. Namun, setelah dihitung-hitung, biaya pembuatan tangkis lebih mahal dibandingkan dengan luas sawah yang akan diselamatankan dari air rob di setiap kecamatan. Pembuatan tangkis pun akhirnya batal.
Isnanto mengatakan solusi yang murah adalah menanami lahan tersebut dengan varietas tanaman padi yang dapat tumbuh dengan air asin. Ada tujuh jenis bibit yang disiapkan untuk uji coba di Kecamatan Modung. "Bibit kami peroleh dari bantuan BPPT," ujar dia.
Kepala Bidang Produksi Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Geger Heri Susianto membenarkan adanya sawah yang terkena air rob. Namun jumlahnya tidak sebanyak data milik tim pertanian TNI.
"Data kami, lahan yang rusak karena air rob hanya 50 hektare di Kecamatan Modung. Kecamatan lain belum ada laporan," kata Heri.
Menurut Heri, meski terkena air rob, sebagaian lahan masih bisa ditanami. Risikonya, hasil panen berkurang dari biasanya, yakni 5 ton menjadi 3 ton sekali panen. "Kami sudah bekerja sama dengan TNI untuk melakukan uji coba penanaman bibit padi yang bisa hidup di air asin," kata dia.
MUSTHOFA BISRI