TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Rektor Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya, Ali Mufrodi, mengatakan akan menurunkan standar pendidikan dan pelatihan kegiatan mahasiswa pecinta alam menyusul tewasnya dua orang mahasiswa dalam kegiatan tersebut. Ali mengklaim jika kegiatan yang sudah rutin dilakukan setiap tahunnya itu sudah sesuai dengan standar operasional prosedur.
“Ke depannya kemungkinan pelaksaan kegiatan tidak di tempat yang jauh dan tidak seberat sekarang,” kata Ali, 19 Oktober 2015.
Sebelumnya dua Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya tewas saat melaksanakan diklat Mapala Sunan Ampel. Kedua mahasiswa tersebut adalah Yudhi Akbar Rizky (18) mahasiswa semester I Jurusan Psikologi. Sementara satu orang lagi yang meninggal adalah Lutfi Rahmawati (19) mahasiswa semester III dari Fakultas Matematika dan Saintek.
Salah seorang panitia diklat Mapala Sunan Ampel, Ahmad Giri Ainuddin Muhammad, mengatakan Lutfi sempat jatuh terperosok ke jurang kecil hingga kakinya bagian betis memar pada hari Kamis pecan lalu. Esok harinya, Lutfi masih mengikuti kegiatan. Namun pada Sabtu dia mengalami kelelahan hingga akhirnya diistirahatkan.
Sedangkan Rizky, sebelumnya memang sudah sakit. Baik Rizky maupun Lutfi, keduanya sempat dibawa ke puskesmas setempat. Namun karena puskesmas tutup, panitia membawa mereka ke mantra hingga akhirnya dibawa langsung ke rumah RS Syaiful Anwar Malang. Rizky meninggal di sekitar lokasi perkemahan setelah minum obat dan tidur. Sedangkan Lutfi meninggal saat perjalanan menuju RS Syaiful Anwar.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH