TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organda Jawa Barat Dedeh T. Widarsih mengatakan baru menerima laporan dari Perusahaan Otobus Budiman yang menjadi korban pelemparan. “Gak bawa Bobotoh, justru bawa penumpang umum. Empat bus,” kata dia di Bandung, Senin, 10 Oktober 2015.
Dedeh mengatakan aksi pelemparan terjadi kemarin, Ahad, 18 Oktober 2015, saat bus yang mengangkut penumpang umum itu tengah dalam perjalanan malam dari Jakarta menuju Tasikmalaya. “Di sekitar Bekasi kenanya,” kata Dedeh.
Menurut Dedeh, tidak ada korban jiwa akibat kejadian pelemparan batu tersebut. Hanya kaca bus yang pecah. Pihak pengelola bus tidak bisa memastikan pelaku penyerangan tersebut. “Melemparnya juga tidak tahu. Supirnya gak sempat turun, jalan terus,” kata Dedeh.
Dedeh mengaku belum ada pembicaraan soal tuntutan ganti rugi. Kendati demikian, umumnya bus sudah diasuransikan. “Asuransi ada, sampai all risk, huru-hara juga. Tapi kalau sudah lunas dari leasing, sudah lepas,” kata Dedeh.
Dia berharap pemerintah bisa memfasilitasi perbaikan kendaraan bus tersebut dengan mencari pihak yang bertanggung jawab. “Itu yang kami harapkan,” kata Dedeh.
Dedeh mengatakan organisasinya masih menunggu laporan lain dari pengusaha bus yang menjadi korban aksi pelemparan saat pertandingan Piala Presiden di Jakarta. “Perusahaan lain belum ada. Mudah-mudahan jangan bertambah,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan instansinya menyanggupi untuk memfasilitasi jika pengusaha bus meminta ganti rugi. “Kami akan fasilitasi, tapi kan gak mungkin pemerintah harus ganti. Kami cari penyebabnya dari mana, disidik oleh polisi, baru kita koordinasikan,” katanya.
AHMAD FIKRI