TEMPO.CO, Jakarta - Belasan suku Anak Dalam atau Kubu yang tinggal di pedalaman hutan Bukit Duabelas, Provinsi Jambi, kedapatan mengungsi ke Riau menggunakan sepeda motor akibat kebakaran lahan dan hutan yang melanda tempat mereka tinggal.
Upaya pengungsian yang dilakukan sekitar 17 orang suku adat Anak Dalam itu diketahui saat mereka mengendarai tiga unit sepeda motor melewati jalan protokol di Kota Pekanbaru, Minggu sore, 18 Oktober 2015.
Anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Brigadir Kepala Polisi Dendi Syarif, mengungkapkan dia sempat menghentikan iringan kendaraan suku Anak Dalam saat melewati pos polisi di Jalan Jenderal Sudirman. "Saat itu mereka tidak menggunakan helm. Selain itu, satu sepeda motor ditumpangi 6-7 penumpang," kata Syarif.
Saat dihentikan, dia terkejut karena mereka mengaku sebagai suku Anak Dalam dari Jambi. "Mereka bilang mengungsi ke Riau akibat asap. Sekarang mereka mau kembali ke Jambi," ujarnya.
Dia menjelaskan, orang-orang suku Anak Dalam itu cukup kerepotan karena satu motor ditumpangi 6-7 penumpang, yang terdiri atas tiga dewasa dan bayi serta anak-anak. "Selain itu, di setiap motor, mereka membawa karung besar. Mereka mengaku karung itu berisi baju selama mereka mengungsi," tuturnya.
Suku Anak Dalam, atau dikenal juga sebagai suku Kubu atau Orang Rimba, adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di Provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200 ribu orang. Mereka hidup secara nomaden di hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas.
Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan, serta proses-proses marginalisasi yang dilakukan pemerintah dan suku bangsa dominan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan. Hal ini diperparah dengan kebakaran lahan dan hutan yang melanda sebagian besar Pulau Sumatera dalam dua bulan terakhir.
ANTARA