TEMPO.CO, Jakarta - Suasana duka menyelimuti rumah Yudi Akbar Rizky, Mahasiswa semester satu fakultas psikologi Universitas Islam Negri Sunan Ampel. Retno Windarti, Ibu korban tidak bisa menahan tangis melihat jenazah anak terahirnya tiba di rumah duka. Pihak keluarga tidak menyangka, keberangkatan Rizky untuk melaksanakan diklat Mahasiswa Pecinta Alam berahir seperti ini.
Rizky merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. “Sebagaimana anak terahir dia yang paling disayang, makannya Mama kaget seperti itu,” kata Dedi Pramudya Kurniawan merupakan Kakak pertama Rizky.
Dedi tidak mengetahui dengan jelas bagaimana kronologis kematian Rizky. Dia mengaku mendapatkan telepon pukul 00.30 WIB dari ketua RT di Rejosari. Telepon tersebut mengabarkan bahwa ada musibah atas nama Yudi Akbar Rizky. “Ketika saya tanya musibah apa, dia menyarankan saya untuk menghubungi RS Syaiful Anwar Malang,” jelas Dedi.
Dedi juga membenarkan bahwa adiknya memiliki riwayat sakit bronchitis stadium dua. Namun, pada saat berangkat diketahui Rizky dalam keadaan sehat. “Papa yang tahu, bagaimana Rizky berangkat dan riwayat sakitnya,” kata Dedi.
Menurut keterangan yang diperoleh Dedi, adiknya meninggal setelah minum obat dari puskesmas. Pada saat Rizky merasa sakit panitia membawanya ke Puskesmas. Disana Rizky diberi Obat lalu tidur dan kemudian meninggal. “Mama ingin kejelasan saat dibawa ke puskesmas siapa yang memberi obat, diaknosanya apa sampai diberi obat,” ujar Dedi.
Dedi mengaku tidak akan menuntut apapun dari musibah ini. Pihak keluarga iklas atas kepergian Yudi Akbar Rizky. Rizky merupakan salah satu peserta Diklat Mahasiswa Pecinta Alam yang diadakan Universitas Negri Sunan Ampel Surabaya. Rizky tewas di tempat kejadian pada Sabtu 17 Oktober 2015. Peserta tewas lainnya adalah Lutfi Rahmawati. Ada satu lagi mahasiswi yang masih dirawat di rumah sakit bernama Nur Fadilah.
Rektor Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, Abdul A’la, mengatakan mereka tewas karena mengalami kelelahan pada saat melaksanakan kegiatan. Kegiatan yang dimulai pada Rabu 14 Oktober 2015 terpaksa dihentikan setelah ada korban. Jumlah peserta diklat ada 19 orang.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH