TEMPO.CO, Bojonegoro - Tiga orang tewas dalam kecelakaan antara kereta api barang rute Jakarta-Surabaya dan minibus jenis elf bernomor polisi S-7536-AA di perlintasan kereta api Jetak, Kota Bojonegoro, Jawa Timur, Ahad, 18 Oktober 2015. Sementara, 13 orang lainnya mengalami luka-luka.
"Ada dugaan menerobos palang pintu kereta, tapi soal kepastian penyebabnya masih menunggu hasil penyidikan," kata juru bicara Kepolisian Resor Bojonegoro, Ajun Komisaris Nugroho Basuki, Ahad, 18 Oktober 2015.
Polisi kini masih mengidentifikasi korban meninggal dunia, kecelakaan pada Minggu siang ini. Rombongan minibus asal Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, ini berencana ziarah ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Korban luka berat kini sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tetuko, Bojonegoro; dan Rumah Sakit Umum Daerah Sosodorojatikusumo, Bojonegoro.
Informasi di lapangan menyebutkan, rombongan minibus warna oranye melaju dari Bundaran Jetak menuju ke arah selatan Kota Bojonegoro. Sekitar seratus meter arah depan, terdapat pintu lintasan kereta api, rel ganda, untuk rute Surabaya-Jakarta. Saat itu, dari arah timur ke barat, melaju kereta api barang dengan nomor 2713.
Mendengar ada suara, beberapa kendaraan di lintasan kereta api sudah berhenti, termasuk suara sirine petugas jaga juga berbunyi. Namun, mobil elf tersebut nekat menerobos palang pintu. Kereta api barang yang sudah berjarak dekat, melaju di lajur utara, tak dapat menghindari benturan. Akibatnya, kereta api menghantam bagian belakang minibus. Minibus bermuatan lebih dari 15 orang itu, terguling dan terseret hingga tiga meter.
Beberapa orang pengendara di lintasan kereta api menjerit melihat kejadian tersebut. Pertolongan baru bisa dilakukan setelah kereta api melintas dan posisi palang pintu dibuka. Tiga orang meninggal di lokasi kejadian, karena luka-luka di kepala. Sebagian korban luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Tetuko yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari kejadian.
Wandi, pedagang di sekitar lintasan kereta api, menuturkan minibus melaju dari utara ke selatan. Sudah ada suara sirine, tetapi minibus tetap melaju dan melewati palang pintu. ”Harusnya menunggu,” ujarnya di lokasi kejadian.
SUJATMIKO