TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah kasus perusakan mobil dan bus pelat D di Jakarta menjelang pertandingan final sepak bola Piala Presiden, menimbulkan ketakutan dan kerepotan bagi sebagian warga Bandung. Sebuah keluarga misalnya, gagal berangkat ke acara pernikahan kerabatnya di Jakarta, Ahad, 18 Oktober 2015, gara-gara pemilik mobil sewaan takut kendaraannya rusak dihajar perusuh. Ketakutan pun menjalar ke perusahaan bus Jakarta-Bandung.
Seorang warga Bandung, Wilda Nurlianti, mengatakan keluarganya telah memesan sebuah mobil minibus sewaan jenis elf pekan lalu. Mobil itu rencananya untuk mengangkut rombongan sembilan orang ke acara pernikahan anak kerabat mereka di sebuah gedung di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Rencana sudah matang, mereka akan berangkat Ahad, pagi-pagi, 18 Oktober 2015. “Tiba-tiba kemarin (Sabtu) sore orang rental membatalkan. Dia takut karena mobilnya pelat D, dan dia dapat kabar temannya orang travel dilempari batu di tol,” ujarnya.
Acara datang bersama ke pernikahan itu pun buyar. Sebagian ada yang batal berangkat karena takut ke Jakarta, lainnya memaksakan diri dengan menumpang mobil keluarga lain dari Tasikmalaya di gerbang tol Cileunyi. “Jadi repot mau ke acara keluarga pun,” kata Wilda.
Dari kejadian itu, ada lelucon baru bagi keluarga yang ingin menghelat pernikahan. “Jangan cuma lihat hari baik berdasarkan kata nenek, kakek, tetua, tapi juga lihat tanggal jadwal sepak bola,” ujarnya.
Staf Kepala Terminal Bus Leuwipanjang Asep Hidayat mengatakan ketakutan pun melanda para pemilik bus. Enggan kendaraannya dirusak, sebuah perusahaan bus membatalkan rencananya untuk mengangkut pendukung tim Persib dengan 30 bus. ”Karena kemarin beberapa armadanya sudah rusak ditimpukin batu di jalan tol,” katanya.
Adapun trayek biasa bus Jakarta-Bandung di Terminal Leuwipanjang masih beroperasi seperti biasa sejak kemarin sampai sekarang. Namun, kata Asep, sopir dan kondektur khawatir para pendukung Persib atau Bobotoh, naik bus mereka ke Jakarta karena tak kebagian tempat di bus sewaan. “Kalau pakai bus biasa, mereka tidak dikawal petugas, itu yang ditakutkan,” ujarnya.
ANWAR SISWADI