TEMPO.CO , Palangkaraya: Widyaningsih, 33, seorang ibu rumah tangga yang belokasi di Jalan Wortel, Kelurahan Panarung, Palangkaraya, pagi-pagi tampak tengah sibuk mempersiapkan makanan pagi kedua anaknya di dapur. Sementara sang buah hati tengah tidur pulas di kamarnya, padahal saat itu jarum jam sudah menunjukan pukul 08.30 Wita.
“Gini ini kalau gak sekolah bangunnya pada siang semua. Untung hari ini saya libur kerja jadi bisa agak longgar untuk mempersiapkan makan anak-anak,” ujar PNS yang berkerja di kantor Gubernur Kalimantan Tengah ini, Sabtu, 17 Oktober 2015.
Tidak seperti hari biasa, bila pagi hari ia selalu membuka pintu dan jendela ketika bangun tidur, namun saat ini jangankan dibuka, ia justru sibuk menambal sela-sela pintu atau jendelanya yang tampak renggang dengan kertas koran.
“Supaya asap tidak masuk rumah. Karena kedua anak saya saat ini lagi pilek. Jadi saya harus ekstra hari-hati terhadap kesehatannya,” terangnya.
Menurut Widyaningsih, selama bencana kabut asap ini kesibukannya sebagai ibu dari dua anak yang masih sekolah dasar bertambah. Selain harus mengerjakan tugasnya sebagai PNS, ia juga harus berhadapan dengan mengurus belajar anak-anakanya di saat libur asap seperti sekarang ini.
“Kalau saya hitung-hitung, sudah sekitar 3 minggu ini anak-anak tidak masuk sekolah. Memang ada masuk sekitar 2-3 hari tapi kemudian kembali diliburkan karena pekatnya kabut asap,” kata Widyaningsih.
Ia mengakui, justru libur ini juga menambah bebannya karena anak-anak tetap harus mendapat pelajaran di rumah agar tidak ketinggalan saat nanti sekolah kembali masuk.
“Solusinya, ya kami harus membayar les guru privat yang dipanggil kerumah. Walaupun ini berat karena memerlukan biaya tambahan, namun harus tetap dilakukan,” ujar dia.
Untuk guru privat ini, menurut Widyaningsih, biasanya diambil dari guru honor atau mahasiswa yang datang setiap hari ke rumah saat sekolah diliburkan. Biaya yang dikeluarkan untuk ini mencapai Rp 250 ribu untuk datang setiap pagi hari selama satu bulan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, Damber Liwan, mengakui sejak Jumat, ia sudah meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya untuk meliburkan siswa mengingat sangat pekatnya kabut asap.
“Karena cuacanya yang sangat tidak kondusif untuk kegitan belajar mengajar maka sebaiknya diliburkan dulu sampai kondisi membaik. Namun, kalau masih kabut asap sekolah akan diliburkan kembali sesuai dengan kebijakan setiap kabupaten/kota,” kata Damber.
KARANA WW