TEMPO.CO , Jakarta: Japan International Cooperation Agency (JICA) memberikan bantuan 2.000 liter bahan baku untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan.
Nantinya cairan tersebut dapat menjadi sekitar 200 tong besar, yang dapat dicampur dengan water booming. Ando Naoki, Kepala Perwakilan JICA Indonesia, mengatakan bantuan tersebut diyakini dapat mempercepat penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan.
"Api tidak akan melebar ketika sudah terkena zat kimia ini," kata Naoki, Sabtu, 17 Oktober 2015.
Ditemui di Posko utama Satgas siaga darurat bencana asap di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan, ia menjamin cairan tersebut tidak akan merusak lingkungan karena sifatnya yang mudah terurai. Cairan coklat muda itu dikemas dalam beberapa jerigen besar. Saat ini cairan tersebut sudah berada di Posko.
Kiyoshi Moritaka, tenaga ahli dari pabrikan cairan tersebut, mengatakan cairan dapat disemprotkan langsung tanpa perlu dicampur dengan air, tetapi juga cairan itu dapat dimasukkan ke dalam pesawat water booming. Namun sebelum disemprotkan, awak pesawat harus memastikan cairan itu sudah tercampur di dalam tanki. "Mengubah sifat air untuk mempermudah peyerapan hingga ke dalam gambut," ujar Moritaka.
Moritaka melanjutkan, produk busa dengan nama Miracle Alpa Plus ini terbungkus di dalam jerigen dengan isi 20 liter. Bantuan yang telah dikirimkan baru 50 jerigen dan sisanya akan tiba Senin.
Miracle Foam dapat digunakan baik dengan air bersih atau air laut. Morita Holdings Corporation sebagai produsen Miracle Foam, diklaim sebagai bahan yang ramah lingkungan. Karena foam tidak mengandung bahan beracun dan PFOS seperti hormon lingkungan dan logam berat. "Ini mirip bahan baku sampo," ujarnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan berdasarkan pengetahuannya, busa yang memiliki tanggal kadaluwarsa 4 tahun ini merupakan cairan bertekanan rendah, hanya digunakan dengan 1 persen perbandingan campuran dengan air bersih atau laut. Sehingga selain lebih efektif penggunaanya, ia juga meyakini zat kimia tidak akan merusak ekosistem di hutan dan lahan.
PARLIZA HENDRAWAN