TEMPO.CO, Boyolali - Warung makan yang menjadi sumber penghasilan Darino dan Dumani di tepi Jalan Tape, Dukuh Wates, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, dibongkar warga sekitar, Jumat, 16 Oktober 2015.
“Tidak ada unsur paksaan dalam pembongkaran warung itu,” kata Muhammad Jupri, 40 tahun, warga setempat, Sabtu, 17 Oktober 2015. Jupri adalah pemilik lahan yang disewa untuk pendirian warung makan milik Darino dan Dumani.
Darino, 26 tahun, dan Dumani, 30 tahun, adalah warga Kecamatan Musuk, Boyolali. Sabtu pekan lalu, dua laki-laki itu menggelar tasyakuran unik bertajuk “Bersatunya Ratu Airin Karla dan Dumani” di Desa Cluntang, Kecamatan Musuk.
Ratu Airin Karla adalah nama samaran Darino. Tasyakuran tersebut menuai polemik karena dianggap sebagai pernikahan sesama jenis. Dalam tasyakuran itu, Darino, yang sejak kecil berpolah feminim, mengenakan kebaya dengan riasan bak pengantin perempuan. Sedangkan Dumani mengenakan jas, peci, dan berkalung ronce bunga melati.
Selain menjadi topik hangat di media sosial, tasyakuran Darino dan Dumani juga menuai reaksi keras dari sebagian masyarakat. Jumat lalu, sekitar 300 warga yang tergabung dalam Forum Umat Islam Boyolali (FUIB) berunjuk rasa di DPRD Boyolali. FUIB meminta pemerintah bersikap tegas agar kegiatan semacam tasyakuran Darino dan Dumani tidak terulang lagi di Boyolali.
Jupri mengatakan pembongkaran warung makan milik Darino dan Dumani merupakan kesepakatan hasil musyawarah yang digelar di rumah Ketua RT 4 RW 8, Dukuh Wates. Dumani turut menghadiri musyawarah itu. Sedangkan Darino tidak hadir meski juga diundang.
Menurut Jupri, musyawarah itu diselenggarakan untuk merespons polemik yang berkembang di masyarakat. “Warga khawatir kalau warung itu tiba-tiba diserbu ormas (organisasi masyarakat) tertentu,” kata Jupri. Dumani pun menyetujui pembongkaran itu demi menyelamatkan warung yang dirintisnya bersama Darino sejak 2008.
Pada Jumat siang, Dumani dan sejumlah warga bergotong-royong membongkar warung seluas 4 x 5 meter yang berada di halaman rumah Japri. Pada waktu yang bersamaan, sekitar 300 anggota FUIB berunjuk rasa di DPRD Boyolali yang hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari warung Dumani.
Ditemui Tempo di rumahnya pada Sabtu sore, Dumani mengaku sudah bersepakat dengan keputusan warga Dukuh Wates untuk membongkar warungnya. “Pada Kamis malam itu, saya juga meminta maaf kepada warga sekitar karena telah membuat mereka merasa tidak nyaman,” kata Dumani.
Setelah pembongkaran warung selesai, Dumani menambahkan, seluruh barang diangkut ke rumah Darino di Desa Cluntang menggunakan mobil bak terbuka. “Tasyakuran itu sebenarnya hanya untuk syukuran warung kami yang sudah berumur tujuh tahun,” kata Dumani.
DINDA LEO LISTY
Baca juga:
Liverpool Beruntung, Ini Bukti Klopp Pesulap Hebat
Geger Freeport, Inilah 5 Tanda yang Mencurigakan