TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 15 ribu relawan akan ikut serta dalam aksi bersih-bersih kota Jakarta bertajuk Clean Up Jakarta Day 2015. Rencananya, mereka akan membersihkan 30 titik pembersihan sekaligus memisahkan antara sampah organik dan non-organik di Jakarta pada Minggu, 18 Oktober 2015.
"Sampah yang dapat didaur ulang nantinya akan diolah lagi. Untuk pengolahan itu, dibutuhkan dana yang digalang dari situs kitabisa.com," kata Fuadiyah Kamil, staf humas situs penggalangan dana online kitabisa.com di Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2015.
Selain melakukan aksi bersih-bersih, rencananya acara ini juga akan dirangkai dengan diskusi terkait sistem pengelolaan sampah di Jakarta. Diskusi akan dihadiri Gubernur Ahok, presenter Marissa Anita, dan aktor Mike Lewis.
"Melalui situs penggalangan dana online kitabisa.com, CUJD 2015 sudah berhasil mengumpulkan Rp 25.041.387 untuk pengelolaan sampah yang dikumpulkan dan kegiatan lanjutan terkait pengelolaan sampah," kata Fuadiyah.
Tak hanya itu, dia menambahkan pendiri CUJD Angela Richardson juga melakukan penggalangan dana guna membeli sarung tangan bagi relawan CUJD 2015 dan kampanye 3R (reduce, reuse, recycle) ke sekolah-sekolah. Ia berhasil mengumpulkan Rp 16.229.993 melalaui kitabisa.com/cleanupangela.
Setiap hari, Jakarta menghasilkan lebih dari 6.700 ton sampah. Kurang terintegrasinya pengelolaan sampah di Jakarta membuat 2 ribu ton sampah berakhir di sungai atau saluran air lainnya, bahkan hingga ke laut.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta menyatakan, 71 persen sungai di Jakarta memiliki tingkat pencemaran yang sangat tinggi.
Penggagas CUJD Angelina Richardson mengatakan warga Jakarta umumnya tidak tahu dimana sampah-sampah yang diproduksi berakhir.
"Kita tak lagi peduli dan sepenuhnya menyerahkan tanggungjawab pengelolaan sampah pada petugas kebersihan atau bahkan pemulung di sekitar kompleks rumah. Padahal, bisa jadi, sampah-sampah yang ada di sungai itu adalah sampah dari kita semua. CUJD ingin mengajak setiap orang untuk terlibat dalam pengelolaan sampah di Jakarta. Kebersihan Jakarta adalah tanggung jawab setiap orang. Selanjutnya, diharapkan muncul inisiatif untuk pengelolaan sampah yang lebih baik untuk Kota Jakarta. Terutama untuk sampah-sampah yang dapat didaur ulang," kata Angelina.
Angelina menggagas CUJD sejak 2013. Sejak itu, telah terjadi beberapa perubahan peraturan di Jakarta.
"Perubahan berarti terjadi paska CUJD, di antaranya adalah disahkannya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah oleh Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta kala itu, tak lama setelah CUJD 2013. Selanjutnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama juga mengajak beberapa perusahaan untuk berdiskusi bersama terkait upaya daur ulang sampah di Jakarta. Di CUJD, ketika lebih banyak orang mau besuara, pasti akan membawa perubahan berarti," katanya.
ANTARA