TEMPO.CO , Jakarta: Akibat gangguan kabut asap selama beberapa hari ini di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Bandar Udara Mozes Kilagin, Timika terpaksa ditutup.
“Saat ini jarak pandang di sekitar Bandara Mozes Kilangin hanya sekitar 500 meter,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mimika, John Rettob, Jumat, 16 Oktober 2015.
Padahal, menurut Rettob, standar penerbangan menurut aturan Menteri Perhubungan jarak pandang minimal 1.500 meter. Jarak pandang yang pendek hingga 500 meter itu karena pekatnya kabut asap yang menyelimuti Timika dan sekitarnya. Padahal, sebelumnya jarak pandang di bandara masih mencapai lebih dari 2.600 meter.
Menurut Rettob, sampai saat ini cuaca di Timika seperti suasana saat masih subuh, sekitar pukul 05.00 WIT. "Jadi bisa dibayangkan, bagaimana pekatnya asap saat ini. Asap sudah terlihat sejak minggu lalu, tapi kepekatan asap baru terjadi tiga hari belakangan ini. Akibatnya, dua maskapai penerbangan reguler dari dan ke Timika tak dapat landing hingga hari ini,” ujar dia.
Saat ini, Rettob menambahkan, Bandara Mozes Kilangin ada pesawat Garuda dan Sriwijaya dengan penumpang yang datang dan pergi sekitar 400 hingga 500 orang. Pesawat lain seperti milik Air Fast atau pesawat berbadan kecil juga tak dapat masuk dan keluar dari bandara ini. Bandara ini benar-benar tertutup untuk penerbangan akibat tertutup kabut asap.
Selain kabut asap menganggu penerbangan, kabut asap juga mengganggu pelayaran di Timika. Kapal juga dilarang keluar-masuk di Pelabuhan Timika. Kapal yang sudah telanjur berada di laut, dipandu oleh petugas saat akan sandar di pelabuhan.
Dari informasi yang didapat, menurut Rettob, kabut asap ini diduga kiriman dari wilayah Papua bagian selatan, seperti dari wilayah Kabupaten Merauke dan wilayah yang ada di sekitarnya. “Sebab saat musim angin tenggara, bertiup dari selatan menuju ke utara, sehingga daerah Timika kena imbasnya," katanya.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatiologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Zem Padamma, saat ini ada 131 titik api yang mengepung wilayah Papua. Paling parah terdapat di wilayah Papua bagian selatan, yakni Merauke dan Mappi. Sementara wilayah lain yang dikepung asap di Papua adalah Kabupaten Lanny Jaya, Jayawijaya, dan Dogiyai.
Sebanyak 131 titik api di wilayah Papua ini akibat pembukaan lahan di beberapa kabupaten di Papua. Titik api paling banyak dijumpai berada di wilayah Papua bagian selatan, yakni Kabupaten Merauke dan Mappi.
“Apalagi saat ini musim angin tenggara yang anginnya bertiup dari selatan ke utara. Musim seperti ini, khususnya di wilayah Merauke, rawan terjadi kebakaran lahan karena terjadinya kekeringan di tambah dengan pengaruh El Nino," kata Zem.
CUNDING LEVI