TEMPO.CO, Jakarta - Penyerangan dan pembakaran gereja di Aceh Singkil telah menyebabkan ribuan orang mengungsi. Selain itu, seorang warga juga dikabarkan meninggal. Saat ini polisi telah menetapkan sejumlah tersangka. Tiga tersangka ditangkap, sedangkan beberapa lainnya masih buron. Polisi juga masih mencari dalang di balik peristiwa itu.
"Masih dilakukan pengembangan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jenderal Agus Rianto, Kamis, 15 Oktober 2015
Menurut Agus, kabar penyerangan sudah diketahui polisi. Namun, kenapa masih terjadi kerusuhan? Berikut ini kronologi penyerangan gereja Aceh Singkil.
Selasa, 13 Oktober 2015.
08.00 WIB:
Massa berjumlah sekitar 500-700 orang berkumpul di Masjid Lipat, Kajang Bawah, Simpang Kanan, Singkil, Aceh.
10.00 WIB:
Massa bergerak ke Tugu, Simpang Kanan, Singkil. Sejumlah aparat TNI dan Polri menghadang mereka. Massa pun akhirnya menuju Gereja HKI di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah. Aparat TNI dan Polri yang dikirim untuk mengamankan gereja hanya 20 orang.
11.00 WIB
Massa yang dihadang tadi menyebar ke beberapa titik. Ada yang menggunakan sepeda motor, ada yang jalan kaki menuju Gereja HKI. Mereka membakar GHKI.
12.00 WIB
Setelah membakar gereja, massa bergerak ke Desa Danggurang, Kecamatan Simpang Kanan. Di sini, terjadi bentrok antara masyarakat yang menjaga gereja dan masyarakat yang membakar gereja. Satu orang dikabarkan tewas, empat orang terluka, termasuk seorang anggota TNI.
Sore harinya, Polri melakukan penyekatan dan pembatasan wilayah Sumatera Utara dengan satu SSK Brigade Mobil. Di antaranya berbatasan dengan Tapanuli Tengah, Pakpak Bharat, dan Dairi. Penyekatan ini bertujuan supaya tidak ada kegiatan dari Sumatera Utara masuk ke Singkil. Setiap sekat dijaga 20-30 aparat keamanan.
DEWI SUCI RAHAYU
Baca juga:
Laga Final Persib: Kenapa Gubernur Aher Trauma Soal Bonus?
Liverpool Beruntung, Ini Bukti Klopp Pesulap Hebat