TEMPO.CO, Samarinda - Kepungan kabut asap di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kian pekat. Pada Kamis, 15 Oktober 2015, pukul 15.00 Wita, jarak pandang di daerah itu hanya 500 meter.
Padahal pada pagi hingga siang hari, jarak pandang masih mencapai 800 meter. "Memang tambah buruk semakin siang. Sekarang tinggal 500 meter jarak pandangnya," kata Kepada Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda Sutrisno, Kamis, 15 Oktober 2015.
Tak hanya jarak pandang, kepekatan asap pun semakin padat, yakni 176,7 mikrogram per meter kubik. Dengan angka ini, kondisi udara di Samarinda masuk kategori berbahaya.
Berdasarkan hasil pantauan satelit Terra Aqua milik BMKG pada pukul 06.00 Wita tadi, terdeteksi 537 titik panas di Kalimantan Timur. Jumlah ini melonjak drastis dibanding sehari sebelumnya yang hanya 85 titik api. Diduga, penambahan titik api itu menjadi penyumbang terbesar kepekatan asap.
Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Timur Wahyu Widhi Heranata menyebut kepekatan asap di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda, merupakan asap kiriman dari daerah lain yang lahan dan hutannya terbakar hebat. Menurut dia, hasil pantauan terakhir BPBD Kalimantan Timur menyebutkan titik api secara akumulasi menurun.
Wahyu Widhi menuturkan, dengan kondisi saat ini, masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah. "Kalaupun harus keluar, gunakan masker," katanya kepada wartawan usai rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di kantor Gubernur Kalimantan Timur di Samarinda, Kamis, 15 Oktober 2015.
FIRMAN HIDAYAT