TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Raya Buku Frankfurt (Frankfur Book Fair) 2015 resmi dibuka tadi malam pukul 18.00, waktu Jerman, atau pukul 23.00 WIB, di Frankfurt Messe, gedung pameran di jantung kota Frankfurt, Jerman. Dalam pameran buku yang telah berlangsung 500 tahun itu, Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Upacara pembukaan dihadiri setidaknya 2.000 undangan, di antaranya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Duta Besar Indonesia untuk Republik Demokratik Jerman Fauzi Bowo, ketua panitia Paviliun Indonesia Goenawan Mohamad, Wali Kota Frankfurt Peter Feldmann serta sejumlah pejabat lokal.
Goenawan dalam kata sambutannya mengutip kisah Malang Sumirang, seorang yang dalam sebuah puisi Jawa abad 19 dilukiskan dibakar hidup-hidup karena dianggap melanggar norma oleh raja dan para ulama. Ditonton para penguasa, Malang melangkah menuju api tapi ia tidak terbakar. Ia malah meminta anjingnya untuk mengantarkan kertas, tinta, dan pena, lalu Malang menulis.
Dikisahkan, Malang selamat lalu berjalan dan menghilang di balik hutan berduri. Raja meminta seseorang membacakan apa yang ditulis sang terhukum, tapi seorang penggawa tak mampu menyelesaikan tugas itu. "Dalam kisah itu," kata Goenawan, "menulis telah membuat seorang yang terhukum membalikkan posisinya, dari seorang yang terkutuk menjadi orang yang tak terjangkau. Malang Sumirang menulis dan dengan itu ia mengubah mereka yang berkuasa menjadi yang tak berdaya". Serat Malang Sumirang sebelumnya didendangkan Endah Laras, seorang penyanyi dan pemusik keroncong. (Baca: Pidato Goenawan Mohamad di Pembukaan Frankfurt Book Fair)
Anies Baswedan menyampaikan penghargaannya pada panitia yang telah menjadikan Indonesia sebagai tamu kehormatan. Dalam pidato 15 menit, Anies menyampaikan sejarah terbentuknya Republik, prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan peningkatan tingkat melek huruf di Indonesia dalam beberapa belas tahun terakhir.
Selepas pembukaan, para tamu dibawa mengelilingi Paviliun Indonesia yang terletak di sebelah aula tempat upacara pembukaan pameran digelar. Di ruangan berlampu redup itu, para tamu dihibur oleh paduan suara anak-anak Jerman yang mendendangkan lagu Serumpun Padi ciptaan Maladi, pejuang kemerdekaan yang belakangan pernah menjadi Menteri Penerangan dan Menteri Pemuda dan Olahraga di masa Soekarno.
Serumpun padi tumbuh di sawah
Hijau menguning daunnya
Tumbuh di sawah penuh berlumpur
di pangkuan Ibu Pertiwi
Serumpun jiwa suci
Hidupnya nista abadi
Serumpun padi mengandung janji
harapan Ibu Pertiwi
Lagu itu sempat dinyanyikan dua kali atas permintaan panitia. Dalam nyanyi kedua, Menteri Anies Baswedan ikut berdendang di atas panggung.
ARIF ZULKIFLI (FRANKFURT)