Setelah Marsekal Hakim Amir masuk ke kamar Soekarno, dia langsung memberikan hormat dengan sikap sempurna. Waktu itu Soekarno hanya memakai kaos oblong dan celana piyama.
> Soekarno: Wah Saudara Amir maafkan keadaan saya masih begini, maklumlah sudah mau tidur ...
* Amir: Ooh, tidak apa-apa Paduka Yang Mulia...
> Soekarno: Ah, ya sudahlah tidak usah resmi-resmian. Mari silahkan duduk.
Setelah Marsekal Amir mengambil tempat duduk,
> Soekarno: Bagaimana Saudara Amir, ada persoalan apa?
* Begini Paduka Yang Mulia. Eh, Presiden Nasser mengutus kami untuk mengantarkan Paduka Yang Mulia inspeksi. (pemeriksaan terhadap pasukan).
> Soekarno: Inspeksi??? Kapan akan diadakan inspeksi??
* Amir: Sekarang Paduka Yang Mulia ... !
> Soekarno: Hoooohhh ... ?! ?!?! Sekarang? ... Malam ini???
* Amir: Ya ... Paduka Yang Mulia. Presiden Nasser mengundang Paduka Yang Mulia untuk inspeksi malam ini.
> Soekarno: Haaaahhhh, bagaimana ini, mengapa mendadak sekali?? Apakah Saudaraku Nasser tidak kasihan kepadaku? Saat ini aku betul-betul sangat lelah sekali. Sampai-sampai dokter pribadiku menasehatkan aku agar malam ini benar-benar bisa istirahat.
Seperti Saudara Amir ketahui sebelum ke Mesir sini aku sudah berkeliling ke negara-negara yang lain dengan acara-acara yang bukan main beratnya yang menghimpit aku punya pikiran dan fisik. Apakah dalam hal ini Saudaraku Nasser tidak bisa memberikan sedikit kelonggaran buatku dangan tidur tenang malam ini???
* Amir: Kami akan coba sampaikan Paduka Yang Mulia ...
> Soekarno: Tolonglah Sdr. Amir jelaskan pada Saudaraku Nasser mengenai keadaanku saat ini. Aku benar-benar butuh istirahat barang semalam. Aku tahu bahwa Saudaraku Nasser adalah orang yang luar biasa vitalitasnya dan akupun setuju sepenuhnya
kepada pendapatnya bahwa untuk pejuang-pejuang
Revolusioner tidak ada istilah "istirahat".
Karena Revolusi itu sendiri adalah suatu kontinuitas yang tak pernah istirahat, tetapi ... apalah salahnya bila ia memberikan kepada seorang sahabatnya untuk semalam ini saja kesempatan agar bisa tidur dengan nyenyak di Kairo yang indah ini.
* Amir: Baik Paduka Yang Mulia kami akan sampaikan pada Presiden kami. Akan tetapi, Paduka Yang Mulia yang akan kita inspeksi adalah...
> Soekarno: Yaaaaaa, aku tahu kalian baru saja memiliki peralatan·peralatan perang yang mutakhir yang menurut laporan yang aku dapat dari beberapa kalangan bahkan beberapanya merupakan guided misiles yang, ho...ho... membuat aku iri!!
* Amir: Tapi... Paduka Yang Mulia maksud saya bukan itu..
> Soekarno: Aaaahhh...dengan seorang sahabat sejati tidak perlu menutup-nutupi soal. Kau kira aku tidak tahu mengenai perihal persenjataan R.P.A. yang baru? Ha...ha.... Akupun punya Badan Intel yang jempolan.
* Amir: Paduka Yang Mulia ... saya tidak menyangkal soal itu! Kami yakin akan kemampuan pertahanan negara Paduka Yang Mulia. Tetapi, soalnya adalah...
> Soekarno: Soal apa lagi?! Kalau bukan itu soalnya??
* Amir: Soalnya adalah bahwa Presiden kami mengundang sahabat beliau yaitu Presiden Republik Indonesia untuk menginspeksi para penari-penari perut di seluruh pelosok kota Kairo ini! Dan untuk itu kami diperintahkan untuk menyampaikannya pada Paduka Yang Mulia!
> Soekarno: Oohhh yaaaa?? Ho...ho...ho... Kenapa tidak bilang dari tadi!?!?!
* Amir: Ehm, tidak sempat, Paduka Yang Mulia!
> Soekarno: Sampaikan pada Saudaraku Nasser bahwa Sukarno dari Indonesia akan siap dalam 10 menit!!!
BC
ACEH SINGKIL MENCEKAM
Aceh Singkil Mencekam, Satu Gereja Dibakar, 2 Tewas
Gereja Dibakar di Aceh Singkil, Inilah Dugaan Penyebabnya