TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memberangkatkan dua penelitinya, Wido Hanggoro dan Kadarsah, untuk berlayar menuju Kutub Selatan atau Antarktika guna menggali informasi tentang pengaruh laut terhadap kondisi iklim dan cuaca Indonesia.
"Dua peneliti BMKG akan bergabung dengan tim ekspedisi Bureau of Meteorology (BoM)-Australian Antartic Division (AAD) yang akan melakukan ekspedisi di Antartika," kata Kepala BMKG, Andi Sakya, di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Oktober 2015.
Dua peneliti itu, kata Andi, akan mulai berangkat pada 14 Oktober 2015 menuju Hobart, Australia, untuk penyesuaian iklim (aklimatisasi) selama sepekan. Selanjutnya, mereka akan menuju Stasiun Meteorologi Davis, Antarktika yang ada di koordinat 68 derajat 35 menit Lintang Selatan, 77 derajat 58 menit Bujur Timur.
Penelitian di Antarktika sendiri akan dilakukan selama sepekan. Beberapa yang dapat diteliti adalah luasan dan ketebalan es di Antarktika.
Hanggoro mengatakan ekspedisi peneliti ke Antartika dari lembaganya merupakan yang pertama kali dilakukan.
"Ini lebih ke penjajakan tahap awal yang nanti orientasinya untuk penelitian meteorologi dan klimatologi dan tentunya ini juga memiliki dampak untuk Indonesia," kata dia.
Sementara itu, BMKG juga akan memberangkatkan tim peneliti lain menuju area es abadi Puncak Jaya, Papua. Terdapat empat peneliti yang akan berangkat, diantaranya Dyah Sari, Ferdika A Harapak, Najib Habibie, dan Donny Kristianto.
Ekspedisi Puncak Jaya merupakan program bersama BMKG, Ohio University, Columbia University, dan PT Freeport Indonesia.
Sakya mengatakan dua ekspedisi itu akan menjadi sumbangan yang berharga secara global dan merupakan batu tapak pemahaman hubungan telekoneksi iklim antara wilayah tropis dengan Antarktika.
ANTARA