TEMPO.CO, Samarinda - Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Samarinda kehabisan stok. Sedikitnya tiga SPBU yang ada di Samarinda tak bisa melayani pembeli. Di depan pintu masuk SPBU tertulis "Premium Habis".
Tak ingin kehabisan bahan bakar, warga terpaksa membeli Pertamax. Akibatnya, stok Pertamax juga menipis karena diburu para pemilik kendaraan bermotor di Samarinda.
"Saya sudah keliling SPBU, Premium habis. Saya terpaksa beli Pertamax," kata Rizki, pengendara yang antre di SPBU Jalan D.I. Panjaitan, Samarinda, Selasa, 13 Oktober 2015.
Berdasarkan pantauan di lapangan, setidaknya ada tiga SPBU yang kehabisan stok SPBU, masing-masing di SPBU di Jalan D.I. Panjaitan, SPBU di Jalan Kebaktian, dan SPBU di Jalan Kesuma Bangsa. Khusus SPBU Kesuma Bangsa, yang bekerja sama dengan Pertamina, hanya menjual Pertamax bagi para pengendara di Kota Tepian.
Kondisi serupa dialami sopir angkutan kota, Pamme. Antre di SPBU D.I. Panjaitan menjadi pilihan terakhir setelah ia mencari Premium di SPBU yang ada di Samarinda.
"Ini SPBU ketiga yang saya datangi, dua SPBU sebelumnya habis semua bensinnya," katanya.
Irwan, pengawas SPBU D.I. Panjaitan, tak mengetahui penyebab kelangkaan BBM. Seperti biasa, SPBU tempatnya bekerja memesan pasokan BBM dari PT Pertamina karena stok yang tersisa dari penjualan kemarin hanya 5.000 liter.
"Belum ada konfirmasi dari Pertamina soal keterlambatan kiriman ini. Sudah pesan sejak pagi, tapi hingga siang tak datang juga," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Timur Amrullah menduga kelangkaan Premium di Samarinda hanya persoalan keterlambatan pengiriman dari Pertamina. Saat ini sistem penjualan Premium sudah berbeda dengan tahun sebelumnya. Pertamina sudah menjual harga ekonomis ke pasar, sehingga tak ada lagi subsidi pemerintah.
"Jadi, tak ada lagi kuota karena Premium sudah dijual dengan harga ekonomis, artinya seberapa permintaan pasar, pasti dipenuhi," katanya.
FIRMAN HIDAYAT