TEMPO.CO, Kediri – Dinas Pariwisata Kota Kediri, Jawa Timur, mengakui mengirimkan seniman abal-abal untuk mengikuti Festival Reog Nasional XXII di Ponorogo. Pemerintah sengaja menyewa seniman asal Ponorogo dengan pertimbangan biayanya lebih murah.
Setelah didemo puluhan seniman jaran kepang dan reog, Pemerintah Kota Kediri akhirnya angkat bicara soal pengiriman delegasi abal-abal ke festival yang menjadi kegiatan tahunan seniman antardaerah tersebut. “Kita memang tidak mengajak seniman asli Kediri dalam pentas itu,” kata Apip Permana, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri, Selasa, 13 Oktober 2015.
Pengiriman seniman bayaran, menurut Apip, dilakukan Dinas Pariwisata bukan tanpa alasan. Sebab, Dinas Pariwisata tidak punya anggaran untuk memberangkatkan delegasi asal Kediri ke Ponorogo. Kekosongan anggaran tersebut, kata dia, dampak dari belum cairnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kota Kediri 2015 imbas kisruh antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Wali Kota Kediri.
Karena anggaran belum cair, imbuh dia, hingga kini hampir seluruh dinas dan instansi pemerintah di Kota Kediri tak punya dana operasional. Di sisi lain Pemerintah Kota Kediri tidak berani menolak instruksi Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur agar mereka ikut berpartisipasi dalam festival reog.
Karena itu untuk meminimalisasi anggaran yang dikeluarkan, Dinas Pariwisata Kota Kediri terpaksa menyewa seniman reog asli Ponorogo untuk mewakili delegasi Kota Kediri. “Cukup diberi uang makan saja,” kata Apip.
Baca Juga:
Dia meminta maaf kepada para seniman Kediri yang merasa tersinggung atas manipulasi delegasi ini. Apip berjanji bakal melibatkan seniman asli Kediri ke festival tersebut bila anggarannya telah cair.
Namun, kemarahan seniman belum reda. Mereka berencana melaporkan masalah itu ke polisi dengan tuduhan pembohongan publik. Menurut seniman, pemerintah daerah seharusnya bersikap realistis dengan tak usah mengirimkan delegasi bila anggarannya memang tidak ada. “Bukan malah menyewa pemain bayaran, ini mencoreng nama baik seniman kita,” kata Hanif, koordinator para seniman.
HARI TRI WASONO