TEMPO.CO, Magelang - Akibat anjloknya harga jual cabai, petani di Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengalami kerugian. Puluhan petani melakukan aksi protes dengan menginjak-injak hasil panen dan membakar tanaman cabai yang baru tumbuh.
Petani Desa Polengan, Nur Waluyo, mengatakan, dalam sebulan terakhir, harga cabai turun tajam. “Bulan lalu, harga cabai masih Rp 50 ribu per kilogram. Sekarang hanya Rp 5.000 per kilogram,” ucap Nur di sela-sela aksi, Senin, 12 Oktober 2015.
Penurunan harga tersebut tidak sebanding dengan harga pupuk dan biaya perawatan yang tinggi. “Kami rugi sampai belasan juta rupiah. Belum untuk biaya panen. Itu tidak nutup,” ujarnya.
Menurut dia, biaya perawatan satu batang pohon cabai mencapai Rp 7.500. Satu pohon
cabai hanya menghasilkan setengah kilogram. “Berarti modal untuk setengah kilogram cabai sudah Rp 7.500. Lha, kalau sekilo cuma dihargai Rp 5.000, ya rugi," tutur Nur. Keuntungan bisa diperoleh petani, kata dia, jika harga cabai minimal Rp 15 ribu per kilogram.
Tidak hanya petani, para pedagang cabai juga merasa dirugikan. “Saya rugi besar akibat anjloknya harga cabai ini. Saya sudah beli cabai dengan harga tinggi, sekarang mau jual sudah sangat murah,” kata Kholil, pedagang cabai yang turut dalam aksi tersebut.
Kholil berharap pemerintah memperhatikan petani dan pedagang. “Kalau begini caranya, bagaimana bisa swasembada pangan. Petani saja susah buat sejahtera,” ujarnya.
VENANTIA MELINDA