TEMPO.CO, Banjarmasin - Kebakaran hutan dan lahan yang tak kunjung usai membuat anggaran operasional penanggulangan kebakaran kian menipis. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan Muhamad Nursjamsi mengatakan sokongan duit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar Rp 530 juta saat ini sudah ludes. Anggaran sebesar itu hanya untuk pemadaman api di Barito Kuala; kawasan Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dan Trikora, Kota Banjarbaru; serta Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut.
Adapun duit transfer dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp 3,5 miliar yang dikirim pada 21 September lalu, ucap dia, sudah menipis. Selain mentransferkan dana ke BPBD Kalimantan Selatan, pemerintah pusat mengirimkan dana ke Korem 101 Antasari selaku koordinator penanggulangan asap senilai Rp 7,2 miliar.
“Dari dana Rp 3,5 miliar itu, kami transfer lagi ke 13 kabupaten/kota. Jadi BPBD Kalimantan Selatan cuma dapat Rp 1 miliar, dan dana itu hampir habis,” ujar Nursjamsi kepada Tempo, Ahad, 11 Oktober 2015.
Menurut dia, dana dari APBN itu digunakan untuk 50 hari kerja penanggulangan asap, terhitung sejak 7 September 2015. Apabila dana habis sebelum 50 hari kerja, Nursjamsi belum tahu apakah pemerintah daerah siap menyokong kebutuhan dana operasional di lapangan.
“Kabut asap masih tebal karena titik api terus bermunculan. Hari ini terpantau 30 titik api, yang tersebar di Kabupaten Kotabaru sebanyak 10 titik, Banjar 6 titik, dan Tanah Laut 8 titik,” tuturnya.
Pantauan Tempo pada Ahad pagi ini, kabut asap tebal dengan jarak pandang minimal 500 meter menyelimuti Kota Banjarmasin. Nursjamsi memprediksi, kabut asap di Banjarmasin merupakan kiriman dari kabupaten tetangga, yakni Barito Kuala dan Banjar.
DIANANTA P. SUMEDI