TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung kembali mendapatkan dana hibah dari luar negeri, Jumat, 9 Oktober 2015. Ini berkat strateginya menerapkan prinsip MLM (multilevel marketing). Dana hibah sebesar 4,6 juta euro atau sekitar Rp 75 miliar ini berasal dari pemerintah Belanda melalui perusahaan air minum Negeri Kincir Angin, Vitens Evides International.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan keberhasilan mendapatkan kepercayaan dari luar negeri seperti yang diberikan pemerintah Belanda tidak lepas dari upaya "jemput bola" yang ia lakukan selama menjadi wali kota. Atau dengan kata lain, ujar Ridwan, kunjungan ke luar negeri yang sering dilakukannya tidak sia-sia.
"Ini menunjukan bahwa mereka (luar negeri) lebih cepat percaya kalau level wali kota atau wakilnya yang meyakinkan langsung. Karena itu masalah kehormatan diplomatik," katanya di Balai Kota Bandung.
Ridwan menilai pola pemerintah daerah sudah harus berubah. Menurut dia, kota atau kabupaten tidak akan maju atau modern jika hanya mengandalkan uang APBD. "Kepemimpinan kota atau kabupaten, bagi saya, bukan kepemimpinan jaga warung. Tidak bisa pasif menunggu orang yang datang memberi bantuan. Kami harus kayak MLM," ujarnya.
Kunjungan ke luar negeri, kata dia, tidak sembarang dilakukan. Agar hasilnya positif, Ridwan selalu melakukan riset dan penelitian ke negara-negara maju yang akan dikunjunginya agar ketika kembali ke Bandung ada hasil yang didapatkan untuk membangun infrastruktur.
"Kota/kabupaten harus meriset di mana ada sumber bantuan, kemudian mendatangi dan meyakinkan sumber bantuan itu. Itulah yang saya praktekkan. Istilah Inggris-nya, proactive government," katanya.
Ridwan meminta publik tidak menganggap kepergiannya ke luar negeri sekadar pelesiran. "Tolong berikan dimensi, bahwa kunjungan saya ini bukan hanya basa-basi sister city budaya saja, tapi menghasilkan bantuan yang memang riil, seperti Rp 75 miliar dari Belanda ini," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA