TEMPO.CO, Banjarmasin- Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mencatat penderita ISPA di Kalimantan Selatan sudah pada level mencemaskan. Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan paling banyak ditemukan kasus ISPA.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Benny Rahmadi mengatakan paparan kabut asap kiriman turut berkontribusi memperbanyak penderita ISPA di Kota Seribu Sungai itu. Ia mengimbau agar anak usia sekolah, manula, dan ibu hamil mendapat perhatian serius mengantisipasi bahaya kabut asap.
"Memang penduduk Banjarmasin terbanyak di Kalsel. Banjarmasin selalu menerima asap kiriman dari Banjar dan Barito Kuala, tapi dinas terkait belum memberlakukan libur sekolah," kata Benny di kantornya, Jumat, 9 Oktober 2015.
Mengutip laporan P2PL pada periode Januari – September 2015, penderita ISPA di Kalimantan Selatan sebanyak 289.334 jiwa. Banjarmasin menyumbang 73.693 jiwa, Kabupaten Banjar 37.020 jiwa, dan Kabupaten Barito Kuala 32.656 jiwa.
Kelompok balita yang menderita ISPA sebanyak 125.942 jiwa dan usia lebih dari 5 tahun tercatat 163.392 jiwa. "Sementara, jumlah penderita ISPA masih di bawah penderita tahun 2014 sebanyak 404.863 jiwa," ujar Benny.
Adapun bila dihitung mulai Juli hingga September 2015, berdasarkan puncak musim kemarau dan kebakaran lahan, penderita ISPA di Kalimantan Selatan sebanyak 86.450 orang. Angka itu melonjak naik dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014, yakni sebanyak 55.115 jiwa.
Menurut Benny, sudah 7.900 masker disebar kepada masyarakat di Kalimantan Selatan. Saat ini, pasokan masker masih tersisa 2.000-an.
Apabila kebakaran terus meluas, Benny memprediksi, penderita ISPA tahun ini bisa jadi melebihi realisasi tahun 2014. Pantauan Tempo di Kota Banjarmasin Jumat pagi, kabut asap pekat membekap penjuru kota. "Memang pencemaran udara di Banjarmasin melebihi ambang batas, termasuk di daerah Banjarbaru dan Kabupaten Banjar," kata Benny.
DIANANTA P. SUMEDI