TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta mulai menerapkan parkir elektronik di kawasan pusat perdagangan Coyudan. Juru parkir yang bekerja di kawasan tersebut menggunakan peralatan telepon seluler yang tersambung dengan printer portabel yang tergantung di pinggang.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Surakarta Yosca Herman Soedrajad mengatakan peralatan itu memang cukup unik. "Tidak ribet dan bisa dibawa ke mana-mana," katanya saat peluncuran sistem parkir elektronik, Jum'at 9 Oktober 2015.
Penggunaan peralatan portabel membuat juru parkir tetap leluasa mengatur kendaraan yang terparkir agar lebih rapi. "Lebih efektif dibanding menggunakan komputer," katanya. Saat ini pihaknya sudah membagikan sembilan set peralatan yang terdiri dari telepon seluler dan printer portabel.
Melalui peralatan tersebut, juru parkir mencatat pelat nomor kendaraan yang baru diparkir melalui aplikasi yang telah terpasang. Karcis parkir akan keluar dari mesin printer yang kemudian diserahkan kepada pengguna parkir.
Yosca mengatakan jika ingin mengambil kendaraan, pengguna parkir tinggal menyerahkan karcis tersebut kepada petugas. Nanti bercode yang ada di karcisnya tinggal dipindai. "Perangkat seluler itu akan menghitung tarif parkir secara otomatis."
Menurut Yosca, pihaknya telah menerapkan tarif parkir progresif di kawasan tersebut. Tarif parkir dihitung tiap jam. Penggunaan sistem elektronik itu membuat penghitungan menjadi lebih akurat.
Setiap transaksi yang dilakukan oleh juru parkir juga langsung terekam secara otomatis di server yang dimiliki Dishubkominfo Kota Surakarta. Dengan demikian, potensi parkir bisa terlihat jelas. "Potensi itu akan menjadi acuan dalam pelaksanaan lelang titik parkir tahun depan," ucapnya.
Salah satu juru parkir, Nendra mengaku sudah terampil menggunakan alat tersebut. "Sudah beberapa kali mendapatkan pelatihan," katanya. Jenis telepon seluler berlayar besar dan menggunakan tombol qwerty memudahkan pengoperasiannya.
Hanya saja, dia mengaku masih kelabakan jika banyak pengguna parkir masuk atau keluar dalam waktu yang bersamaan. "Kalau dulu tinggal sobek karcis dan terima uang," katanya. Penggunaan peralatan elektronik itu membuat pekerjaannya sedikit lebih lambat.
Mengenai tarif, dia mengatakan bahwa penerapan tarif progresif sebenarnya sudah diberlakukan sejak dua tahun lalu. "Tapi sering ribut dengan pengguna parkir," katanya. Sebab, pencatatan waktu parkir dilakukan dengan cara manual sehingga sering dianggap tidak akurat oleh pengguna.
"Dengan alat ini semua nanti sama-sama nyaman," katanya. Dia yakin pengguna parkir bisa menerima tarif yang diberlakukan. Sebab, peralatan tersebut merekam durasi parkir secara akurat.
AHMAD RAFIQ