Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buat Ciri Khas, Kota Ini Akan Bangun Trotoar Bermotif Batik  

image-gnews
Suasana sangat lengang di trotoar pinggir jalan Malioboro. Sebab para pedagang makanan yang biasa jualan dari pagi hingga sore sepakat untuk libur mulai Jumat (20/7). Tempo/MUH SYAIFULLAH
Suasana sangat lengang di trotoar pinggir jalan Malioboro. Sebab para pedagang makanan yang biasa jualan dari pagi hingga sore sepakat untuk libur mulai Jumat (20/7). Tempo/MUH SYAIFULLAH
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Yogyakarta mulai membenahi infrastruktur kawasan khusus yang masuk kawasan Jogja Heritage City atau Yogya Kota Pusaka. Salah satu yang diusulkan adalah pembenahan infrastruktur pejalan kaki, trotoar, agar lebih tertata dan cantik. Caranya dengan melukis batik pada trotoar.

“Opsinya ornamen trotoar diganti dengan batu candi seperti Monumen Tugu dan Titik Nol, atau beton bermotif batik,” ujar Kepala Dinas Sarana Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Toto Suroto di sela pembahasan dengan DPRD Kota Yogyakarta pada Kamis, 8 Oktober 2015.

Penataan trotoar ini sedianya dimulai di lima titik, yakni Kotabaru, Kotagede, Keraton, Pakualaman, dan Malioboro.

Kawasan Jogja Heritage City ditetapkan sejak akhir 2013 silam antara pemerintah kota dan pemerintah DIY. Tujuannya adalah menyiapkan kawasan itu menjadi representasi utama wajah kota lewat penataan artefak sejarah kebudayaan.

Untuk infrastruktur trotoar pemerintah kota sudah melakukan survei awal ke sejumlah produsen batuan bermotif di DIY demi memperkirakan kebutuhan. Menurut Toto, anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan pembenahan trotoar itu akan sangat besar jika dilakukan serentak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Satu keping batu bermotif batik harganya setara dengan satu meter persegi trotoar beton biasa. Kalau dilaksanakan serentak bisa membebani anggaran, maka rencananya digarap per kawasan,” ujar Toto. Membuat satu meter persegi trotoar dengan beton biasa anggarannya sekitar Rp 50 ribu. Dengan batu bermotif bisa empat kalinya karena bentuk motif batuan itu satuan.

Namun, pemerintah mengaku proyek penataan trotoar itu kemungkinan baru bisa diusulkan dalam anggaran tahun 2017. Sebab, kondisi trotoar di Kota Yogyakarta saat ini tak terlalu ideal dengan mimpi penataan yang direncanakan.

Trotoar di Kota Yogyakarta berbeda kondisinya dengan trotoar seperti Kota Surabaya yang relatif lebih lebar dan mudah diganti dengan batuan bermotif seperti yang direncanakan. Di Kota Yogya, lebar trotoarnya rata-rata hanya 1,2 sampai 2,5 meter dengan total panjang sekitar 240 kilometer.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

13 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

33 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

34 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

39 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

39 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

41 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

43 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

46 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

48 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.