TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan dirinya sedang mempersiapkan program tontonan layak anak. Tontonan ini ditujukan bagi anak-anak yang terpaksa tidak bersekolah karena kabut asap. "Kami siapkan program itu agar jadi bahan edukasi bagi siswa yang diliburkan karena asap," katanya saat dihubungi Kamis 8 Oktober 2015.
Malam ini, Anies mengaku mulai rapat membicarakan program apa saja yang perlu ditambahkan untuk tambahan edukasi. "Malam ini kami rapat di Menkopolhukam dengan TVRI juga," katanya. Anies mengatakan pihaknya bekerja sama dengan TVRI dan beberapa televisi lokal di daerah yang terdampak asap kabut untuk menayangkan program edukasi itu.
Ia berharap para orang tua memiliki pilihan menambah referensi ilmu untuk diberikan kepada anak mereka lantaran waktu belajar jadi berkurang di sekolah. Selain melalui televisi, masyarakat pun bisa menonton tayangan edukasi ini melalui media belajar berjaringan di htpp://belajar.kemdikbud.go.id.
Anies mengaku dirinya sudah memantau beberapa daerah yang terkena asap sejak dua pekan terakhir. Anies secara reguler melakukan telekonferens dengan beberapa kepala dinas setempat untuk mengetahui perkembangan pendidikan di wilayah yang terkena dampak asap itu.
Dalam telekonferens itu, Anies mengatakan para kepala dinas mendapat keluhan dari orang tua setempat tentang semakin kurangnya waktu belajar anak mereka karena sekolah terus diliburkan akibat asap kabut. "Orang tua takut tingkat pendidikan anaknya jadi lebih rendah dibanding anak di daerah yang tidak terkena dampak kabut," kata Anies.
Untuk menanggulangi masalah ini, Anies dan tim akhirnya membuat tiga buah skenario tentang waktu belajar mengajar di daerah yang diliburkan karena dampak kabut asap. "Skenario ini mulai berlaku pasca kabut asap di daerah yang sekolahnya diliburkan karena kabut asap," katanya. Skenario itu pun tidak akan menunggu pemerintah mengumumkan status 'darurat asap' di daerah yang terdampak asap.
Berikut adalah tiga skenario yang disiapkan pemerintah mengantisipasi liburnya kegiatan belajar mengajar akibat bencana asap itu. Ketiga skenario itu terbagi dalam libur darurat asap selama satu hingga 14 hari, libur kabut asap 15 hingga 30 hari, dan libur kabut asap lebih dari 30 hari.
Skenario pertama, libur darurat asap selama satu hingga 14 hari. Sekolah yang mengalami hal ini masa liburan mereka pada Desember nanti digunakan untuk mengganti jam belajar yang hilang. Ujian Akhir Semester Ganjil dilakukan pada Januari, serta jadwal Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional akan tetap sesuai jadwal.
Pada skenario kedua, bila sekolah mengalami libur darurat asap selama 15 hingga 30 hari maka masa liburan siswa pada Desember akan digunakan untuk mengganti jam belajar yang hilang. Ujian Akhir Semester Ganjil dilakukan pada Februari, jadwal Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional mundur dua hingga tiga pekan. "Harapannya ketuntasan belajar tetap tercapai oleh masyarakat," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan Asianto Sinambela saat dihubungi.
Skenario ketiga dialami siswa yang mengalami libur darurat asap selama lebih dari 30 hari. Kegiatan belajar mengajar pada skenario ini dan kalendar akademik akan mundur hingga ketuntasan belajar tercapai. Nanti akan ada pula penyesuaian jadwal Ujian Nasional dan seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri atau swasta.
MITRA TARIGAN