TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kesengsem dengan temuan beton berpori di luar negeri. Ia meminta para peneliti di Indonesia yang punya riset serupa untuk menunjukkannya agar bisa segera dipakai di Bandung.
“Kalau ada yang punya, saya pakai untuk ganti seluruh jalan di Bandung dengan material itu,” ujarnya saat diskusi berjudul Indonesia Mencari Doktor di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Kamis, 8 Oktober 2015.
Beton berpori itu, kata Ridwan Kamil, sebagai solusi masalah musim kemarau dan hujan. Saat kemarau, warga kesulitan air. Sebaliknya ketika musim hujan, Bandung kebanjiran. “Karena selama ini saya pakai material aspal, beton, buang-buang uang, banjir masih ada. Saya baca di luar negeri ada katanya material beton yang kokohnya sama, tapi bisa meresap air,” ujar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil membayangkan beton berpori itu bisa menyimpan air hujan yang biasanya lari ke gorong-gorong lalu ke sungai. Ketika saluran itu terhambat, muncul banjir. “Bumi Bandung ini membutuhkan banyak air. Saya ingin pada saat hujan jangan lari ke sungai semua, kembali ke bumi Bandung,” ujar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil berharap ada doktor yang punya hasil riset terkait dengan isu masalah urban itu. Saat ini, katanya, masalah lebih banyak di kota seiring dengan hasil riset bahwa 60 persen penduduk dunia tinggal di perkotaan. “Saya punya power untuk mengiyakan hasil riset itu, menjadi kebijakan, perubahan buat rakyat,” kata Ridwan Kamil.
Rabu, 7 Oktober 2015, hingga sore kemarin ketika turun hujan lebat disertai angin kencang di Bandung, arus kendaraan di sejumlah jalan tersendat. Pengendara ada yang terhadang pohon tumbang atau dahan patah, ada pula yang terhalang banjir sesaat atau cileuncang.
ANWAR SISWADI