TEMPO.CO, Bandung - Setiap memasuki musim penghujan, pasar dan perempatan Jalan Gedebage, Kota Bandung, dipastikan tergenang banjir setinggi 120 sentimeter. Untuk menanggulanginya, Pemerintah Kota Bandung akan membuat Tabir Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan, Tabir Bandung adalah akronim dari Tabungan Air Kota Bandung. Caranya, tiga unit tangki raksasa akan ditanam di bawah tanah tepat di bawah lahan parkir.
"Rencananya, tahun 2016 akan dijadikan proyek penanggulangan banjir. Di bawah tanah ini akan dibangun tiga reservoir raksasa seukuran drum yang ada di depo Pertamina," kata Ridwan Kamil setelah blusukan di Pasar Gedebage, Kota Bandung, Kamis, 8 Oktober 2015.
Ide penanggulangan banjir dengan sistem tabungan air ini berasal dari Profesor Rusnandi, salah satu dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga menjadi staf pengajar di salah satu universitas ternama di Belanda. Sistem buatan anak bangsa ini rencananya dipatenkan.
Selain menampung air banjir, Ridwan Kamil melanjutkan, Tabir Bandung juga bermanfaat sebagai cadangan air untuk warga Gedebage ketika musim kemarau. Air banjir yang ditampung ketika meluap dari tangki akan langsung diserap ke dalam tanah. "Sehingga cadangan air bisa banyak kalau kemarau dan bisa jadi cadangan air yang dapat dikonversi menjadi air minum," tuturnya.
Proyek Tabir Bandung ini akan didanai dari APBD Kota Bandung. Dana yang disediakan mencapai Rp 30 miliar. "Salah satu prinsip Pemerintah Kota Bandung berupaya mengalirkan air kembali ke tanah, bukan mengalirkan air ke sungai," ucapnya.
PUTRA PRIMA PERDANA