TEMPO.CO, Makassar - Kegemaran Muhammad Natsir, 56 tahun, mengoleksi cincin batu akik membantu tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat. Jenazah Natsir, salah satu korban jatuhnya pesawat Aviastar, berhasil dikenali berkat cincin batu akik yang selalu dia pakai pada jari tangannya.
Natsir merupakan Kepala Bandara Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Properti itu memperkuat data pemeriksaan gigi sehingga tim DVI menyimpulkan jenazah berlabel B-008 adalah Natsir.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar R. Harjuno mengatakan pihaknya berhasil mengidentifikasi Natsir setelah pemeriksaan gigi menggunakan metode super-impose. Diketahui usia gigi jenazah B-008 berkisar 40-60 tahun.
"Lalu diperkuat pemeriksaan medis terdapat sisa kumis dan cincin batu akik di jarinya,” ujar Harjuno di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu, 7 Oktober 2015. Data properti lain yang juga ditemukan adalah pelat nama.
Setelah berhasil mengidentifikasi jenazah Natsir, tim DVI langsung menyerahkannya kepada keluarga korban. Keberhasilan identifikasi tersebut karena kerja tim dan kerja sama keluarga korban dalam memberikan data ante-mortem. Semua data itu kemudian dicocokkan dengan data post-mortem dan meyakinkan kesimpulan jenazah korban sesuai data manifes pesawat.
Putri sulung Natsir, Marlina, 33 tahun, mengatakan pihak keluarga memberikan semua data ante-mortem kepada tim DVI sesaat setelah pesawat yang ditumpangi ayahnya dilaporkan hilang kontak. Beberapa data yang diserahkan antara lain jam tangan yang kerap dikenakan dan cincin batu akik pada jari kedua tangan Natsir. Namun Marlina kurang tahu apa jenis batu akik yang dipakai ayahnya. "Bapak memang selalu pakai cincin akik," ucapnya.
Di mata Marlina, Natsir merupakan sosok ayah teladan yang humoris. Marlina mengaku sangat kehilangan sang ayah untuk selama-lamanya. "Bapak itu orangnya humoris. Semua orang tahu itu," katanya sambil terus menitikkan air mata. Natsir meninggalkan seorang istri, Tumina, 54 tahun; dan tiga anak, yakni Marlina, 33 tahun, Rusdiyanto (29), dan Ahmad Afriadi (27).
Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sekitar sebelas menit setelah take-off dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat, 2 Oktober, sekitar pukul 14.25 Wita. Pencarian dilakukan setelah pesawat hilang kontak dan tak kunjung tiba di tujuan, Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat itu dengan kondisi semua awak dan penumpang tewas.
TRI YARI KURNIAWAN