Iskandar pun bergegas mempersiapkan penjemputan anak, mertua, dan cucunya itu. Firson mengatakan ayahnya cukup lama menunggu di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk menanti kedatangan anaknya. "Saat jadwal kedatangan sudah lewat, Bapak sempat tanya ke pihak bandara, tapi dikatakan mungkin delay," ujarnya.
Firson mengatakan Iskandar menunggu kedatangan Riza sampai pukul 17.00 Wita. Lantaran tidak ada kejelasan, ayahnya itu pulang ke rumah di Jalan Bung, Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Iskandar langsung menghubungi Firson yang merupakan anak sulung. "Bapak minta agar Riza didoakan."
Berita Menarik
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
G30S 1965: Rupanya Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung
Belakangan, Firson akhirnya melihat berita bahwa pesawat Aviastar yang ditumpangi Riza hilang kontak. Hingga kini, keluarga Iskandar masih menunggu proses identifikasi dari tim Disaster Victim Identification Polda Sulawesi Selatan dan Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Sejauh ini, baru jenazah Riza yang berhasil diidentifikasi. Adapun, jenazah istri dan anaknya belum berhasil dikenali. "Kami menunggu jenazah dari keluarga Riza lengkap sebelum dikuburkan. Rencananya dikuburkan di daerah Sudiang," tutur Firson.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Raden Harjuno mengatakan jenazah Riza dengan label B-009 berhasil diidentifikasi berdasar data sekunder. Pihaknya melakukan pemeriksaan gigi dan mengetahui jasad berkelamin pria itu berusia gigi 20-40 tahun. Identifikasi itu diperkuat dengan properti pangkat bengkok yang melekat di pundak korban.
Baca Juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sekitar sebelas menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat, 2 Oktober 2015, sekitar pukul 14.25 Wita.
Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang diterbangkan kapten pilot Iriafriadi itu tidak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, sesuai jadwal pada pukul 15.39 Wita. Setelah melaksanakan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat itu.
TRI YARI KURNIAWAN