TEMPO.CO, Bima - Jufrin, 35 tahun, emosional dan mengamuk dengan parangnya. Jufrin menjadi gelap mata setelah putrinya yang masih berusia enam tahun diduga telah menjadi korban pemerkosaan oleh seorang remaja, tetangganya di Lingkungan Busu, Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa malam, 6 Oktober 2015.
Korban amuk Jufrin adalah Adham, 43 tahun, ayah dari tersangka pelaku pemerkosaan itu. Saat itu sekitar pukul 20.00 Wita, Jufri mendatangi kediaman korban Adham sambil membawa parang yang diselipkan di pinggang dengan maksud mencari tersangka.
Tepat di depan rumah korban, Jufri berpapasan dengan korban yang berusaha menahannya. Korban berusaha menasehati. "Saya bilang sudah tidak usah ribut-ribut karena tadi sudah kita selesaikan,” kata Adham.
Tidak terima, Jufrin lantas mengamuk dan mencabut parangnya. Dia mengayunkan ke arah korban yang berusaha menangkis hingga jari-jari tangannya terluka. “Saya terluka dan langsung lari,” ujar Adham.
Tidak puas melampiaskan kemarahan terhadap Adham, Jufrin lantas masuk ke dalam rumah dan mencari remaja yang dimaksud. Beruntung yang dicarinya itu sudah dibawa ke Markas Kepolisian Resor Bima Kota, sejak Kamis, 1 Oktober 2015.
Akibat emosinya itu, Jufrin bersama sebilah parangnya itu lalu malah ikut 'diamankan' oleh anggota Kepolisian Sektor Rasanae Timur. Pembacokan itu berujung pada pemberkasan kasus terpisah dari dugaan pemerkosaan itu.
Kejadian pemerkosaan di antara anak-anak itu memang terjadi 1 Oktober 2015. Korban masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar, sedangkan tersangka berusia 15 tahun. Kronologinya, pelaku mendatangi rumah korban dengan alasan mengambil gabah untuk digiling.
Saat itu nenek korban, Siti Rahma, 53 tahun, menyuruh korban untuk membantu membereskan gabah yang sedang dijemur, tapi korban menolak dengan alasan mau makan.
Melihat korban masuk ke dalam rumahnya, pelaku pun mengikuti. Pelaku kemudian menggendong korban dan membawanya ke kamar.
Setelah itu pelaku membuka celana dalam dan menyumpal mulut korban. Beberapa saat kemudian nenek korban masuk ke dalam rumah dan melihat korban sedang tidur telentang di dalam kamar. Sementara pelaku saat itu sedang duduk di samping korban. Pelaku kemudian kabur dari rumah korban.
AKHYAR M. NUR
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...