TEMPO.CO, Solok - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti beberapa daerah di Sumatera Barat, Selasa, 6 Oktober 2015. Kualitas udara atau Indeks Standar Pencemaran Udara berada di level dari tidak sehat hingga berbahaya.
Berdasarkan pantauan Tempo, kabut asap masih terlihat pekat di Kota Solok dan Kabupaten Solok. Jarak pandang pun berkisar 500 meter.
Baca Juga:
Staf Stasiun GAW Kototabang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Albert, mengatakan, berdasarkan satelit Terra & Aqua (Modis), ada 319 titik panas di Sumatera. Yang terbanyak berada di Sumatera Selatan, yakni 297 titik.
"Di Sumatera Barat terpantau ada enam titik panas, yaitu di Dharmasraya," ujarnya.
Sementara itu, jumlah titik panas di Riau hanya satu. Di Jambi ada 9 titik, Bangka Belitung 2 titik, dan Lampung 319 titik.
Albert menyebutkan kabut asap diprediksi masih memberi dampak terhadap kualitas udara di Sumatera Barat. Terutama bagian tengah dan timur, yang diperkirakan lebih pekat.
"Potensi hujan diperkirakan pada siang menjelang sore hari. Tapi di bagian pesisir," ujarnya.
Menurut Albert, berdasarkan informasi yang diterimanya, kabut asap di Kota Bukittinggi dan Agam semakin pekat. Lebih pekat dibanding pada Senin, 5 Oktober 2015.
Yudi, 31 tahun, warga Bukittinggi, mengatakan asap semakin tebal di Bukittinggi. Jarak pandang hanya 100 meter. "Asapnya sudah berbau. Lebih pekat dari sebelumnya," ucapnya.
ANDRI EL FARUQI