TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto resmi membuka forum konferensi parlemen antikorupsi sedunia, Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), di Yogyakarta hari ini. Setya berharap pertemuan kali ini mampu merumuskan agenda penanganan korupsi di tingkat global.
"Diperlukan instrumen hukum internasional untuk menangani kasus korupsi besar," ujarnya, saat membacakan pidato sambutan, di Yogyakarta, Selasa, 6 Oktober 2015.
Menurut Setya, penanganan kasus korupsi kelas kakap membutuhkan strategi dan aturan yang mampu melampaui batas yurisdiksi negara. Gagasan itu perlu didorong lantaran kasus korupsi besar banyak melibatkan penguasa yang memiliki pengaruh besar. "Tak sedikit di antara mereka yang lolos dari jeratan hukum, bahkan penanganan hukum mereka buat lumpuh," kata dia.
Dampak korupsi kelas kakap tak disangkal telah merampas hak asasi masyarakat untuk mendapat hak hidup yang layak. Data Bank Dunia menyebut dana yang berputar akibat tindak korupsi mencapai US$ 1-1,5 miliar setiap tahunnya. "Separuhnya terjadi di negara berkembang yang berada di fase transisi untuk memperjuangkan dan memenuhi hak rakyatnya," ujarnya.
GOPAC merupakan forum kerja sama anggota parlemen sedunia yang memiliki gugus tugas pada isu pemberantasan korupsi. Forum ini dibentuk oleh 170 anggota parlemen dan 400 pengamat berdasarkan mandat konferensi Ottawa, yang digelar pada Oktober 2002. Menurut rencana, forum GOPAC akan berlangsung selama dua hari sejak hari ini, 6 Oktober 2015.
Ketua Panitia GOPAC Nurhayati Ali Assegaf menjelaskan, forum kali ini diikuti 250 peserta dari 74 negara yang terdiri dari anggota parlemen, duta besar negara sahabat, dan para pemantau. "Sebagai tuan rumah, Indonesia sengaja memilih Yogya sebagai tempat kegiatan karena kota ini memiliki indeks korupsi terendah dibanding kota lain di Indonesia," katanya.
RIKY FERDIANTO