Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Lepas Warga Batang & Aktivis Greenpeace Penolak PLTU

Editor

Anton Septian

image-gnews
Warga Batang bersama aktivis Greenpeace berdoa saat menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka, Jakarta, 5 Oktober 2015. Proyek PLTU Batang dimulai pada 2011 lalu dan tender dimenangkan oleh PT Bhimasena Power Indonesia dengan tiga anak perusahaan, yaitu PT Adaro asal Indonesia dan dua perusahaan asal Jepang, yaitu PT Jpower dan PT Itochu. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Warga Batang bersama aktivis Greenpeace berdoa saat menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka, Jakarta, 5 Oktober 2015. Proyek PLTU Batang dimulai pada 2011 lalu dan tender dimenangkan oleh PT Bhimasena Power Indonesia dengan tiga anak perusahaan, yaitu PT Adaro asal Indonesia dan dua perusahaan asal Jepang, yaitu PT Jpower dan PT Itochu. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Batang, Jawa Tengah, dan sejumlah aktivis pembela lingkungan, Greenpeace, yang ditangkap petugas Kepolisian Resor Jakarta Pusat tadi malam telah dilepaskan. Menurut Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo, mereka yang ditangkap hanya didata dan dimintai keterangan.

"Kami lakukan identifikasi dan pemeriksaan, lalu dipulangkan sekitar pukul 22.00," kata Hendro saat dihubungi, Selasa, 6 Oktober 2015.

Menurut Hendro, warga dan aktivis Greenpeace ditangkap lantaran aksi protes mereka terkait dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di depan Istana Merdeka melewati batas waktu yang telah ditentukan. "Seharusnya selesai pukul 18.00. Namun sampai pukul 19.30 belum bubar juga," ujar Hendro.

Pada Senin kemarin, sejumlah warga Batang dan aktivis Greenpeace menggelar aksi menolak pembangunan PLTU Batu Bara Batang di depan Istana Negara sejak pukul 11.00. Mereka ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyuarakan pembatalan megaproyek yang dianggap akan menghancurkan kawasan konservasi laut dan lahan pertanian itu.

"Warga menolak menjual tanahnya karena tidak ingin lahan pertanian dan kawasan laut mereka tercemar," tutur pemimpin Tim Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fianto.

Akan tetapi, hingga pukul 18.00, sekitar 50 orang yang tergabung dalam aksi tersebut belum berhasil menemui Presiden Jokowi sehingga mereka terus bertahan dan melanjutkan aksi. "Warga berharap Presiden Jokowi mau menemui mereka. Namun sampai malam tidak ada respons dari pihak Istana terhadap tuntutan warga," ucap Arif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, pada sekitar pukul 19.00, satu kompi aparat kepolisian yang berjumlah sekitar 160 personel bertindak dengan mengamankan 43 warga Batang dan juga para aktivis. Beberapa warga pun terpaksa digotong dan diseret oleh pihak kepolisian. "Akhirnya diangkut oleh petugas ke Polres Jakarta Pusat," kata Kapolres Hendro. Setelah didata, warga dipulangkan.

Aksi tersebut merupakan unjuk rasa ke-31 yang dilakukan warga Batang untuk menolak rencana pembangunan PLTU Batu Bara di Batang. Menurut Arif, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pelaksana proyek kembali gagal memenuhi tenggat waktu financial closing. "Pada 6 Oktober 2015 ini, mereka sudah keempat kalinya gagal. Harusnya ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah untuk membatalkan rencana pembangunan tersebut," ujar Arif.

Menurut dia, masih ada sekitar 10 persen lahan yang belum dibebaskan PT BPI karena warga menolak menjual tanahnya. "Ini akan terus dipertahankan oleh warga sampai kapan pun," ucap Arif.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

3 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

3 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

4 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

4 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

4 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Sopir Bus Rosalia Indah Jadi Tersangka Kecelakaan di Tol Batang

10 hari lalu

Bus Rosalia Indah mengalami kecelakaan di ruas Tol Semarang-Batang, Kamis 11 April 2024. ANTARA/HO-Humas Polda Jateng
Sopir Bus Rosalia Indah Jadi Tersangka Kecelakaan di Tol Batang

Kepolisian menetapkan sopir bus Rosalia Indah sebagai tersangka dalam kecelakaan maut di KM 370 tol Semarang-Batang


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

12 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

17 hari lalu

Ilustrasi ribuan penggemar berkumpul. REUTERS/Heo Ran
Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.


Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

25 hari lalu

Suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis (kiri) mengenakan rompi tahanan berwarna pink setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022, di Gedung Kejagung, Rabu, 27 Maret 2024.  Humas Kejagung
Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.


Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

27 hari lalu

Uni Eropa menegaskan keinginan menolak komoditas yang dihasilkan dengan membabat hutan dan merusak lingkungan
Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.