TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Indonesia tengah mempertimbangkan untuk menerima bantuan dari Singapura agar lebih cepat memadamkan asap. "Ya kita lihat perkembangan yang ada. Tapi, yang jelas, titik api sudah turun," katanya di Kompleks Istana, Senin, 5 Oktober 2015.
Sebelumnya, Indonesia menyatakan belum akan menerima bantuan pesawat ataupun infrastruktur lain dari Singapura untuk pemadaman asap. Pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pesawat yang dimiliki Indonesia masih cukup untuk memadamkan asap. (Lihat video Inilah Penyebab Kabut Asap belum Berakhir, Ini Usaha Pemerintah Menangani Kabut Asap)
Tapi Pramono mengatakan Indonesia dalam pekan ini akan mempertimbangkan menerima bantuan dari Singapura karena faktor empat pada negara tetangga. Menurut dia, persoalan asap kini tak hanya menjadi masalah Indonesia. "Faktor kemanusiaan dan persoalan ini bukan persoalan kita semata, karena negara tetangga juga terkena dampaknya dan kita juga harus empati," katanya.
Saat kebakaran lahan dan hutan meluas di lima provinsi di Sumatera dan Kalimantan pada awal bulan ini, pemerintah Singapura menawarkan bantuan lewat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Ketika diwawancarai Tempo, Siti Nurbaya mengatakan pemerintah menerima tawaran dari militer Singapura yang bersedia mengirimkan pesawat C-130 dan pesawat Chinooks dengan maksud membuat hujan buatan. Tapi, kata Siti, pemerintah menolak bantuan tersebut dengan alasan masih sanggup menanganinya.
Setelah itu, untuk kedua kalinya, pemerintah Singapura kembali menawarkan bantuan kepada Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura Vivian Balakrishnan menelepon Menteri Siti untuk menawarkan keinginan negaranya membantu Indonesia. Namun tawaran itu kembali ditolak.
ANANDA TERESIA