TEMPO.CO , Subang: Ii Bahri Sulaeman, 62 tahun, dan Nina Marlina, 47 tahun, pasangan suami isteri yang tinggal di Perumahan Ciheuleut Indah, Subang, Jawa Barat, dipastikan menjadi korban tragedi Mina, Saudi Arabia.
Euis Siti Saodah, ibu kandung Nina, mengaku telah kehilangan kontak sejak tragedi Mina pada 24 September 2015 lalu terjadi. Karena kehilangan kontak, secara otomatis ia tidak mengetahui di mana anak dan menantunya tersebut berada.
"Sama sekali nggak tahu," ujar Euis. Ia juga mengaku, sejauh ini
tak pernah mendapatkan informasi dari Kementerian Agama soal keberadaan anak dan menentunya tersebut.
Euis mengetahui kedua orang yang sangat dicintainya itu menjadi korban tragedi Mina setelah pada Jumat siang, 3 Oktober 2015, menonton tayangan berita di sebuah televisi swasta.
Di berita itu disebutkan bahwa tim DVI Mabes Polri dan Kementerian Agama telah berhasil mengidentifikasi para jemaah haji asal Indonesia yang tewas akibat tragedi terinjak-injak di jalan menuju lokasi jumrah.
"Pada saat sama, kami membaca nama-nama korban dan ternyata ada nama Ii dan Nina tercantum di situ (daftar korban tragedi Mina di tayangan televisi)," Euis menjelaskan.
Agar lebih meyakinkan dirinya dan keluarganya, Euis meminta agar Kementerian Agama segera memberitahukan secara langsung dan tertulis.
Euis mengungkapkan, Ii dan Nina yang terbang ke Tanah Suci Mekah melalui kloter 61 bersama rombongan jemaah haji asal Kota Bandng. "Ii dan Nina memang mendaftar di salah satu KBIH Kota Bandung," ujarnya.
Kepala Seksi Urusan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Subang, Yaya Umaya, membenarkan ihwal meninggalnya dua jemaah haji asal Subang yang berangkat dari Kota Bandung itu akibat tragedi Mina.
"Baru hari ini (Sabtu, 4 Oktober 2015 ) kami mendapatkan informasi dari kantor Kementerian Agama Kota Bandung yang membenarkan meninggalnya Ii dan Nina itu," ujar Yaya.
Ia mengungkapkan bahwa keberangkatan jemaah haji asal satu daerah dibenarkan mendaftarkan diri dan berangkat menuju Tanah Suci Mekah melalui daerah lain dengan sistem mutasi.
Dengan catatan, jika terjadi sesuatu yang penting, Kementerian Agama tempat mutasi, segera memberitahukannya ke kantor Kemenag KTP asal si jemaah haji tersebut supaya informasi bisa segera disampaikan kepada pihak keluarga.
Yaya mengimbuhkan, jemaah haji asal Subang yang berjumlah 922 orang tak satu pun yang menjadi korban tragedi Mina. "Alhamdulillah, semua anggota kloter Subang selamat," ujarnya.
Hanya saja, dalam kepulangannya ada beberapa jemaah yang terpaksa akan ditunda. Menurut Waskita, salah satu jemaah haji yang terbang melalui kloter 17 dan akan pulang ke tanah air pada 6 Oktober 2015, kini masih dalam kondisi sakit dan tengah mendapatkan perawan intensif di sebuah rumah sakit di Saudi Arabia. Kepulangan Waskita ada kemungkinan akan dibarengkan dengan kloter 37 yang dijadwalkan pulang ke Indonesia pada 14 Oktober 2015.
NANANG SUTISNA