TEMPO.CO, Jakarta -Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah. Tokoh kemerdekaan keturunan Arab yang dikenal karena usahanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Didik Kwartananda, Sejarawan Yayasan Nabil. “Kita sudah coba usulkan sejak tahun 2011 lalu untuk gelar Pahlawan Nasional,” ujar Didik saat dihubungi Tempo, Ahad 4 Oktober 2015.
Didik menuturkan, pihaknya meyakini AR Baswedan sangat layak mendapatkan gelar tersebut, mengingat jasanya yang begitu besar. P ada Kabinet Pertama Soekarno, AR Baswedan menjabat Menteri Muda Penerangan. Ia dinilai sebagai sosok yang sangat nasionalis dan berjasa mengabarkan kemerdekaan RI dan mencari dukungan ke berbagai negara sahabat.
Di masa pra-kemerdekaan, AR Baswedan mencetuskan diselenggarakannya Sumpah Pemuda Keturunan Arab, 4 Oktober 1934 silam. Pada masa itu, AR Baswedan berkeinginan mengajak serta menyadarkan keturunan Arab bahwa Tanah Air mereka adalah Indonesia, jangan lagi berorientasi pada negara-negara Arap seperti Yaman dan Hadramaut.
Nilai-nilai nasionalis ini didapatkan dari kegemarannya bergaul dengan orang-orang di luar komunitas Arab, seperti pribumi dan Tionghoa. “AR Baswedan banyak belajar tentang nasionalisme dari mereka, khususnya dari Liem Koen Hian pendiri Partai Tionghoa Indonesia,” kata Didik.
AR Baswedan kemudian turut mengagas didirikannya Partai Arab Indonesia sebagai sarana perjuangan politik di era pergerakan nasional. Selanjutnya, ia ditunjuk bergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), diangkat sebagai Menteri Muda Penerangan (1946-1947), hingga membantu memperjuangkan Indonesia agar mendapat pengakuan diplomatik dari Kerajaan Mesir pada tahun 1947.
Didik mengungkapkan pihaknya menyayangkan fakta bahwa hingga saat ini belum ada tokoh keturunan Arab yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. AR Baswedan pada tahun 2013 lalu baru dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana, sebagai tanda kehormatan atas jasanya terhadap bangsa dan negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Didik pun membandingkan dari kaum Tionghoa lebih dulu sudah ada John Lie yang pada tahun 2009 mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Ia pun berharap hal serupa bagi keturunan Arab.
Meskipun demikian, menurut Didik, Yayasan Nabil akan terus mendukung usulan AR Baswedan agar mendapat gelar Pahlawan Nasional. Hal ini berkaca pada besarnya jasa dan dampak dari perjuangan AR Baswedan terkait peran serta keturunan Arab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. “Besar sekali dampaknya, kita lihat keturunan Arab sekarang sudah bisa bergabung di berbagai elemen, contohnya di pemerintahan sekarang cucunya AR Baswedan, Anies Baswedan juga menjabat sebagai Meteri Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.
Topik mengenai gelar pahlawan nasional bagi AR Baswedan ini turut diperbincangkan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda Keturunan Arab yang diselenggarakan di Surabaya hari ini.
GHOIDA RAHMAH