TEMPO.CO, Malang - Kondisi kesehatan aktivis antitambang, Tosan, 52 tahun karib Salim Kancil terus menurun. Sejak kemarin, Petani asal Desa Selo Awar–Awar Lumajang yang dikeroyok karena menolak kegiatan pertambangan di desanya itu mengalami gangguan pernafasan.
Dokter Rumah Sakit Saiful Anwar Malang memindahkannya dari ruang isolasi ke ruang ICU. "Hasil observasi menunjukkan pasien mengalami kesulitan bernafas," kata dokter Muhammad S. Niam, Jumat, 2 Oktober 2015.
Frekuensi nafas orang normal rata-rata di bawah 20 kali per menit. Sedangkan frekuensi nafas Tosan sampai 30 kali per menit. Kesulitan pernafasan diduga sebagai gejala infeksi pernafasan. Berdasarkan hasil foto rontgen paru-paru pada Kamis, 1 Oktober 2015, ditemukan bercak putih tersebar di jaringan paru-paru.
"Kami belum tahu riwayat kesehatan pasien," ujar Muhammad. Tanda atau gejala infeksi pernafasan, katanya, lebih gawat dibandingkan dengan luka lambung yang dideritanya. Diturunkan sejumlah dokter ahli untuk observasi dan menangani Tosan.
"Dokter memantau perkembangannya setiap jam," ujarnya. Meski mengalami infeksi pernafasan, namun kondisi tubuhnya stabil. Kondisi organ vital juga bagus. Meski kondisinya stabil, katanya, tapi belum melewati masa kritis.
Tosan ditangani dokter spesialis saluran pencernaan, bedah jantung dan pembuluh darah, paru-paru, anastesi, dan sejumlah tenaga farmasi. Masing-masing dokter ahli memberikan masukan untuk mendiagnosa dan memberikan terapi sesuai kebutuhan.
Muhammad mengatakan, selain gangguan pernafasan, Tosan juga mengalami gangguan sirkusi darah dan jantung. "Kami menggunakan obat yang paling bagus," ujarnya. Perawatan secara intensif diberikan sampai kondisi kesehatannya membaik. Selain itu, kunjungan pembesuk juga dibatasi. "Jika sering dikunjungi khawatir kuman dan bakteri berpotensi memperburuk kesehatannya," ujarnya.
Abdul Rosyid, aktivis antitambang yang membantu menjaga dan mengawasi mengaku Tosan tak bisa berkomunikasi secara lancar. Namun, Rosyid aktif memberikan informasi tentang perkembangan terakhir seputar penambangan pasir. Termasuk mengenai penetapan Kepala Sekola Desa, Hariyono sebagai tersangka."Pak Tosan hanya mengatakan Alhamdulillah," ujar Abdul Rosyid.
Kakak ipar Tosan, Madris berharap Tosan melewati masa kritis serta sembuh seperti sedia kala. Untuk itu, keluarga mendoakan yang terbaik untuk Tosan. "Kami pasrah saja," ujarnya.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit