TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap para penerima beasiswa Bidikmisi tidak merasa rendah diri. "Peserta Bidikmisi tidak perlu minder," katanya di Universitas Negeri Medan, Kamis, 1 Oktober 2015.
Nasir memaklumi akan ada beberapa penerima beasiswa dari negara itu merasa malu atau rendah diri karena latar belakang mereka yang berasal dari daerah terpencil atau kondisi keluarga menengah ke bawah. "Saat di kampus, beberapa dari mereka akhirnya suka menyendiri," kata Nasir.
Nasir meminta pembantu rektor tiga yang biasa menangani kegiatan kemahasiswaan serta para rektor memperhatikan psikologis para murid penerima Bidikmisi. Diharapkan para penerima Bidikmisi ini bisa memiliki prestasi yang baik di kampus. "Adik-adik peserta Bidikmisi itu harus kerja keras dan belajar yang baik agar jadi orang sukses," katanya.
Ia menyarankan agar mereka tidak terlalu berpikir akan menjadi apa saat lulus nanti. "Kalau Anda pintar, dan memiliki kompetensi yang baik perusahaan yang akan mencari Anda. Jangan khawatirkan itu," kata Nasir.
Nasir mencontohkan salah satu murid asal Merauke, Papua, yang ia kenal. Kenalannya itu sadar bahwa orang tuanya tidak bisa membiayainya bersekolah. Akhirnya si anak berusaha mencari jalan untuk bersekolah dan akhirnya menerima beasiswa Bidikmisi.
Si anak bekerja keras dan berhasil lulus dari pendidikan sarjananya. Saat bertemu dengan Nasir, si anak mengaku ingin melanjutkan kuliah. Anak itu pun berusaha dan berhasil mendapatkan beasiswa juga dari negara untuk tingkat master di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. Lulus dari S-2, anak itu, akhirnya bekerja di Bank Rakyat Indonesia.
"Saat bertemu saya, anak itu mengaku masih mau sekolah. Akhirnya ia kembali mendapatkan beasiswa dan saat ini dalam persiapan mau ke Belanda," kata Nasir. Nasir berharap para penerima Bidikmisi bisa mencontoh sosok yang diceritakannya itu dengan terus bersemangat untuk sekolah tanpa melihat latar belakang masing-masing keluarganya.
MITRA TARIGAN