TEMPO.CO, Pekanbaru- Wali Kota Pekanbaru Firdaus membuka kantornya sebagai tempat evakuasi untuk warga yang terpapar asap. Hal itu dilakukan menyusul meningkatnya temuan pasien penyakit terpapar asap di seluruh Puskesmas Kota Pekanbaru. Dinas Kesehatan Riau mencatat sebanyak 44.334 warga terjangkit paparan asap. Warga Pekanbaru menjadi daerah terbanyak menderita penyakit paparan asap mencapai 9.886 orang.
"Kantor wali kota dibuka untuk evakuasi warga yang memiliki balita," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Pekanbaru Alek Kurniawan, kepada Tempo, Selasa, 29 September 2015.
Menurut Alek, kondisi cuaca di Pekanbaru kian memburuk mengingat Indeks Standar Pencemaran Udara di daerah itu berada pada level berbahaya. Kantor Walikota dibuka sebagai tempat evakuasi warga terutama untuk ibu hamil dan balita. Sebanyak tiga ruangan digunakan untuk evakuasi yang dapat menampung 400 orang yakni ruang VIP, aula dan ruang makan.
Namun kata Alek, warga yang dievakuasi khusus untuk warga kurang mampu, dengan pertimbangan warga yang memiliki rumah mudah dimasuki asap. Rumah tidak lagi menjadi jaminan sebagai tempat berlindung, sebab asap pekat sudah mulai masuk rumah. "Khusus untuk warga yang kurang mampu," katanya. (Lihat video Daftar Hitam Perusahaan di Balik Kabut Asap, Sebaran Kebakaran Lahan di Indonesia)
Di sana, pemerintah Pekanbaru juga mensiagakan dokter spesialis, umum dan anak. Warga dapat berobat secara gratis di klinik yang telah disediakan. "Kami juga sediakan makanan untuk balita," katanya.
Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman memperpanjang status darurat pencemaran udara akibat asap hingga dua pekan. Perpanjangan status darurat asap dilakukan menyusul kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Riau setelah penetapan status darurat diumumkan pada 14 September 2015.
Arsyadjuliandi berujar, dalam status siaga darurat ini, Pemerintah Provinsi Riau bukan hanya melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, tapi juga berfokus pada penanganan kesehatan masyarakat yang terpapar asap. Sebab, tutur Andi, daerah Riau minim titik api tapi masih berasap. Asap pekat yang menyelimuti Riau lebih dominan kiriman dari Palembang dan Jambi. "Penanganan kami lebih terfokus untuk kesehatan akibat asap," katanya.
Untuk itu, ucap dia, satgas kesehatan telah mendirikan posko kesehatan di sejumlah titik serta tempat evakuasi warga di GOR Tribuana, Pekanbaru. Pengobatan diberikan secara gratis untuk warga terpapar asap.
RIYAN NOFITRA
RIYANOF