TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan keputusan Presiden Joko Widodo melayangkan nota protes kepada pemerintah Arab Saudi sudah tepat. "Bagi kita yang paling utama adalah keamanan dan keselamatan para jamaah. Diplomasi yang penting dilakukan tentu ke arah itu." Saleh menyatakannya melalui pesan kepada Tempo, Ahad, 27 September 2015.
Dalam kunjungannya di Karawang, Presiden Joko Widodo mengutarakan keinginan mengirim nota protes, mengenai serangkaian kecelakaan haji. Protes akan dilayangkan setelah proses penyelidikan selesai. Hingga saat ini tragedi Mina telah menewaskan 19 warga negara Indonesia. Penyebab dari insiden ini pun masih belum jelas.
Baca Juga:
Menurut Saleh, Indonesia memang perlu menyatakan sikap resmi mengenai tragedi Mina. Namun ia menilai pemerintah tetap perlu memikirkan secara matang bentuk sikapnya. "Apalagi, tragedi Mina ini secara tidak langsung telah dijadikan sebagai ajang untuk mencari pengaruh. Pemerintah harus hati-hati menentukan sikap."
Ketika ditanya mengenai kemungkinan nota protes Indonesia dapat mempengaruhi hubungan dengan Arab Saudi, Saleh mengungkapkan semuanya bergantung pada isi notanya. Jika nota protes yang diajukan diarahkan pada upaya pencarian dan identifikasi korban, Indonesia memang memiliki hak untuk itu. Namun, jika diarahkan pada upaya marginalisasi pemerintah Saudi, dikhawatirkan respon yang ditimbulkan bisa berbeda.
Saleh juga tidak khawatir nota ini akan mempengaruhi hubungan dengan Arab Saudi mengenai pelaksanaan haji. Kuota ditentukan dari jumlah penduduk muslim suatu negara. “Pemerintah Saudi tidak berpikiran ke situ. Yang paling penting bagi mereka adalah mempertahankan reputasi mereka sebagai tuan rumah penyelenggara ibadah haji."
MAWARDAH NUR HANIFIYANI