Menurut Madris, Tosan sempat memberitahukan kalau ia akan berunjuk rasa pada Sabtu pagi, 26 September 2015. Kepada Tosan, Madris kemudian menyampaikan pesan kalau unjuk rasa dilakukan secara baik. Unjuk rasa belum dilakukan, Madris sudah menerima kabar kalau adiknya kritis usai dihajar dan dikeroyok sejumlah orang.
Baca juga:
Kisah Artis Anisa Rahma Diusik Roh Gaib, Merinding dan...
Begini Kisah Kampus Terima 50, Tapi Luluskan 500 Mahasiswa
Para pelaku, kata dia, harus dihukum seberat-beratnya. Madris tampak geram dengan perlakuan kejam yang dialami korban. Karena itu, Madris sempat mengatakan kepada EA untuk memberikan keterangan kepada khalayak umum tanpa merasa takut. Madris bersama beberapa orang juga ikut bertakziah ke rumah Salim.
Sembari menguatkan moril keluarga korban, Madris meminta keluarga korban untuk tidak takut berbicara tentang yang dialami oleh Tosan. Madris juga mengatakan kalau tambang pasir di Seloka Awar-awar, memang harus ditutup. "Pemerintah harus menutup tambang pasir," ujar Madris.
Mulyadi, warga Selok Awar-awar, juga mengatakan kalau ada sejumlah saksi yang mengetahui kekejian yang dialami oleh Salim, selain EA. Mulyadi juga mengatakan tambang pasir yang ada di Selok Awar-awar ini tidak ada untungnya buat warga. "Yang ada hanya menimbulkan kerusakan saja," kata Mulyadi.
DAVID PRIYASIDHARTA
Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?