TEMPO.CO, Makassar - Kian maraknya perbuatan kriminal di Makassar membuat kepolisian melakukan penyadapan terhadap telepon para begal, Sabtu, 26 September 2015. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Pudji Hartanto Iskandar mengatakan polisi saat ini telah memanfaatkan teknologi informasi untuk menyadap maupun melacak komunikasi para begal melalui telepon. "Tapi memang tidak mudah. Butuh ketekunan dan intelegensia yang baik," katanya kemarin.
Selain itu, lanjut Pudji, polisi telah membentuk tim antibegal. Sekitar seratusan polisi lintas satuan itu mendapatkan arahan. Pudji meminta anak buahnya meredam aksi begal guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga Makassar. Setiap pelaku yang tertangkap nantinya akan mendapat tindakan tegas dari polisi.
Menurut Pudji, bila kondisi terpaksa, polisi diperbolehkan melakukan penembakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Yang penting ingat prosedur dan harus terukur," ucapnya.
Untuk mengurangi risiko, polisi diminta untuk memperhatikan aspek keselamatan saat bertugas. Seluruh personel diminta menggunakan rompi antipeluru dan antisenjata tajam, serta helm. Musababnya, para pelaku kejahatan itu kerap melengkapi diri dengan senjata.
Teror kejahatan jalanan di Makassar terus meningkat akhir-akhir ini. Dalam sebulan terjadi 33 kasus begal. Itu artinya, rata-rata satu kasus begal per hari.
TRI YARI KURNIAWAN